Kamis 17 Sep 2020 20:35 WIB

FKUI Latih 120 Guru se-Indonesia untuk Tanggap Darurat Covid

Guru diharapkan dapat menjadi penolong pertama saat terjadi keadaan darurat.

Guru memeriksa suhu tubuh siswanya sebelum mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SD Negeri 26 Sukajadi, Banyuasin, Sumatra Selatan, Senin (7/9/2020).
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Guru memeriksa suhu tubuh siswanya sebelum mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SD Negeri 26 Sukajadi, Banyuasin, Sumatra Selatan, Senin (7/9/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) berkolaborasi dengan IMANI CARE menggelar pelatihan tanggap darurat Covid-19 bagi 120 guru se-Indonesia. Pelatihan dilakukan secara daring sejak tanggal 7 Agustus hingga 12 September 2020 lalu.

"Program ini merupakan upaya pembentukan relawan tanggap darurat dan pelibatan aktif para guru sebagai edukator terkait perubahan perilaku serta kebiasaan di sekolah di era pademi Covid-19, seperti cuci tangan yang benar, etika batuk, pemakaian masker, dan jaga jarak," kata Ketua Pengmas FKUI dr Sri Wahdini MBiomed SpA(K) dalam keterangannya, Kamis.

Baca Juga

Kegiatan Pengmas yang diketuai dr Sri Wahdini ini bekerja sama dengan IMANI CARE, sebuah LSM yang bergerak dalam bidang kesehatan yang diketuai oleh dr Ahmad Jamaluddin MPH. Bertindak sebagai Manajer Pelaksana kegiatan adalah dr Rahmapuspita MSi serta melibatkan tim dosen FKUI, yaitu dr Nora Sutarina SpKO dan dr Ardiana Kusumaningrum SpMK, dan belasan instruktur dari IMANI CARE.

Para guru yang mengikuti pelatihan di antaranya berasal dari Aceh Besar, Banyuasin, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Depok, Bandung, Banten, Jombang, Blitar, Bantul, Balikpapan, Kendari, Sumbawa Besar, Lombok, Makassar, hingga Ternate. Materi pelatihan yang diberikan, yaitu penilaian dan upaya pertolongan pertama pada korban, bantuan hidup dasar (BHD); Resusitasi Jantung Paru (RJP); pengenalan tubuh manusia; penanganan pertama pada kegawatdaruratan medis; pencegahan infeksi termasuk Covid-19; dan upaya adaptasi dalam kebiasaan baru serta aktivitas fisik di era new normal.

Pelatihan diberikan dalam bentuk edukasi dan skills station secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting. Selain itu, peserta mengikuti pre test-post test dan diberikan tugas untuk membuat media edukasi berdasarkan materi yang telah dipelajari yang diunggah ke media sosial sebagai bentuk bukti mengikuti kegiatan.

Pelatihan yang diberikan secara cuma-cuma ini dibagi ke dalam enam kali pertemuan dengan total 24 jam. Pelatihan diselenggarakan setiap hari Sabtu dan Ahad selama tiga pekan berturut-turut dan dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 30 peserta.

“Kami berharap melalui pelatihan ini dapat menambah pengetahuan dan keberanian guru untuk dapat menjadi penolong pertama saat terjadi keadaan darurat dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut ke para siswa serta memiliki pengetahuan mengenai penerapan kebiasaan baru dalam upaya pencegahan Covid-19,” ujar dr Sri.

Kegiatan ini terselenggara atas dukungan hibah dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI (DPPM UI). Melalui kegiatan ini diharapkan peserta yang merupakan para guru dapat menjadi penolong untuk dirinya sendiri, keluarga, siswa di sekolah, serta masyarakat. Selain itum guru sebagai pendidik dapat mengajarkan dan menerapkan ilmunya terutama pengetahuan dalam upaya pencegahan Covid-19 di sekolah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement