Sabtu 05 Sep 2020 14:30 WIB

Pemerintah Diingatkan tak Bangun Narasi Salahkan Masyarakat

Perilaku masyarakat bukan penyebab tunggal naiknya kasus Covid-19 secara signifikan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
 Seorang pria berbaring di dalam peti mati tiruan sebagai hukuman karena melanggar peraturan kota yang mengharuskan orang memakai masker di tempat umum sebagai pencegahan terhadap wabah baru virus corona di Jakarta, Kamis (3/9/2020).
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Seorang pria berbaring di dalam peti mati tiruan sebagai hukuman karena melanggar peraturan kota yang mengharuskan orang memakai masker di tempat umum sebagai pencegahan terhadap wabah baru virus corona di Jakarta, Kamis (3/9/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono mengingatkan pemerintah agar tak membangun narasi seolah menyalahkan masyarakat saja atas tingginya angka penderita Covid-19. Perilaku masyarakat bukan menjadi penyebab tunggal naiknya penderita Covid-19 secara signifikan.

Menurutnya, pemerintah juga sebaiknya  berbenah akan kekurangannya sendiri dalam penanganan Covid-19. Dengan begitu barulah pola penanganan Covid-19 akan lebih memadai karena didasari evaluasi berkala atas efektivitasnya.

Baca Juga

Pandu menyoroti salah satu yang mestinya diperbaiki pemerintah ialah pola edukasi pada masyarakat. Pemerintah dipandang belum maksimal menangkap gejala perubahan di masyarakat selama pandemi Covid-19.

"Sebaiknya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pemberian edukasi yang belum optimal sesuai dengan prinsip keilmuan perubahan perilaku. Bukan menyalahkan ketidakdisplinan masyarakat saja," kata dokter Pandu pada Republika, Sabtu (6/9).

Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia masih terus terjadi tanpa ada tanda mereda. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito sebelumnya menuding salah satu penyebab terjadinya peningkatan kasus akhir-akhir ini karena masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.

Wiku menyoroti tingkah masyarakat yang pergi ke tempat wisata cenderung tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Rupanya masyarakat, mereka pergi ke tempat wisata dan mungkin tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin. Dan tak terlihat akhirnya penyakitnya jadi meningkat drastis di saat-saat ini. Jadi ini pelajaran buat kita semuanya dengan kondisi yang ada," katanya dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (4/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement