Selasa 01 Sep 2020 20:52 WIB

Kemenpora Dorong Penerapan Sport Science di Tanah Air

Semua program latihan para atlet di Indonesia harus memiliki landasan sport science.

Menpora Zainudin Amali (kanan) memberikan keterangan pers terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (6/8/2020). Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan bahwa Stadion GBT siap menjadi salah satu tempat penyelengaraan Piala Dunia U-20 pada tahun 2021 dan akan diverifikasi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) pada September mendatang.
Foto: ANTARA/M RISYAL HIDAYAT
Menpora Zainudin Amali (kanan) memberikan keterangan pers terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (6/8/2020). Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan bahwa Stadion GBT siap menjadi salah satu tempat penyelengaraan Piala Dunia U-20 pada tahun 2021 dan akan diverifikasi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) pada September mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendorong elemen olahraga Indonesia untuk memaksimalkan penerapan sport science di Tanah Air.  Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menggelar pertemuan bertajuk "Workshop IPTEK Olahraga" di Krakatau Hall Hotel Horison, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (1/9).

Staf Khusus Menpora Bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga Mahfudin Nigara menekankan pentingnya sport science dalam kesuksesan prestasi olahraga di Indonesia. Ia mengatakan, semua program latihan para atlet di Indonesia harus memiliki landasan sport science yang kuat.

Baca Juga

"Semua harus pakai data, termasuk sport science agar prestasi bisa terukur dan direncanakan dengan baik," kata Nigara dalam keterangan resminya.

Beberapa isu mengemuka dalam kegiatan ini, yang pertama penggunaan teknologi Biomekanika untuk menganalisa kemampuan gerak, kajian sport medicine untuk mengakselerasi kemampuan fisiologi dan pemanfaatan instrumen tes yang tepat bagi atlet.

Selanjutnya, sport science harus diterapkan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi olahraga karena sport science, pertama mampu memprediksi dan membandingkan hasil dari tes yang dilakukan.

"Jangan terbalik, tes dulu baru menyusun program, selama ini masih menyusun program didahulukan baru tes, jadi tidak tepat," kata kata Guru Besar Unessa Prof. Dr. Hari Setijono, M.Pd.

Kedua, sport science mampu memonitor hasil pelatihan yang telah dilakukan. Ketiga, dapat digunakan sebagai penentu keputusan. Keempat, dapat dipakai untuk melakukan identifikasi bakat dana penentuan sasaran, dan terakhir kelima, sebagai bahan untuk memberikan motivasi.

Penelitian juga sangat diperlukan untuk pengembangan sport science dan kolaborasi dari berbagai lembaga peneliti sehingga secepatnya dapat diterapkan dengan tepat.

"LIPI banyak melakukan penelitian, termasuk bidang sport science, banyak dana di berbagai lembaga peneliti yang bisa dikerjasamakan, bisa dijajaki oleh Kemenpora," kata perwakilan LIPI Kadek Heri Sanjaya Ph.D.

Adapun Octavianus Matakupan dari UNJ, menekankan bahwa diperlukan komitmen dari pemerintah, karena sebenarnya sport science sudah dibicarakan sejak era 1980, bahkan sempat menggema pada1990, namun masih bersifat isu sporadis.

"Kata kuncinya, jangan berhenti, ada komitmen pemerintah untuk kontinuitas, hanya dengan menjaga penerapan secara terus menerus akan ada hasil. Saya melihat hasil Asian Games, SEA Games yang lalu bagus karena ada beberapa cabor yang kontinyu menerapkan sport science," katanya.

Melalui kegiatan ini, Kemenpora berharap sport science bisa semakin membumi dan mudah diaplikasikan. Kemenpora juga mendorong agar kajian-kajian di bidang olahraga semakin banyak dan bisa didistribusikan ke masyarakat olahraga di seluruh Indonesia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement