Selasa 01 Sep 2020 18:24 WIB

Sekolah Bidan Pertama Resmi Jadi Universitas 'Aisyiyah

Terbentuknya Universitas 'Aisyiyah wujud komitmen mengembangkan Amal Usaha 'Aisyiyah.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (kiri) dan Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini saat peresmian (launching) Universitas Aisyiyah Surakarta yang dilakukan secara virtual pada Sabtu (29/8).
Foto: dokpri
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (kiri) dan Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini saat peresmian (launching) Universitas Aisyiyah Surakarta yang dilakukan secara virtual pada Sabtu (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sekolah bidan pertama di Indonesia resmi bertransformasi menjadi Universitas 'Aisyiyah Surakarta yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) 'Aisyiyah Surakarta. Peresmian (launching) Universitas 'Aisyiyah Surakarta dilakukan secara virtual pada Sabtu (29/8).

Acara diikuti 298 perserta dan dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah Dwi Yuwono Puji Sugiharto, Pimpinan Wilayah Jawa Tengah 'Aisyiyah Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Aisyiyah Muhammadiyah Surakarta, jajaran dinas terkait, Perguruan Tinggi 'Aisyiyah Muhammadiyah di Jawa Tengah, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, Rumah Sakit 'Aisyiyah Muhammadiyah di Jawa Tengah, serta civitas akademika Universitas 'Aisyiyah Surakarta.

Rektor Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Surakarta, Riyani Wulandari, mengatakan, terbentuknya Universitas 'Aisyiyah Surakarta merupakan perjalanan perjuangan yang sangat panjang. Berawal dari pendirian Sekolah Bidan Aisyiyah yang merupakan Sekolah Bidan pertama di Indonesia pada 1966.

Terbentuknya Universitas 'Aisyiyah merupakan wujud komitmen dalam mengembangkan Amal Usaha 'Aisyiyah. "Di sinilah sarana kami dalam bersyiar dan berdakwah mencetak kader Muhammadiyah 'Aisyiyah. Dan adalah kebanggaan karena lahirnya Universitas 'Aisyiyah Surakarta merupakan perguruan tinggi satu-satunya yang dikelola organisasi perempuan di Kota Surakarta dan Jawa Tengah," kata Riyani seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu.

Transformasi dari Stikes Aisyiyah menjadi Universitas Aisyiyah di Surakarta diikuti dengan penambahan empat program studi (prodi), yakni Prodi Sarjana Kewirausahan, Prodi Sarjana Manajemen Ritel, Prodi Sarjana Administrasi Rumah Sakit, serta Prodi Sarjana Sains dan Teknologi Informasi. Dengan adanya transformasi bentuk ini, lanjut Riyani, perjuangan jajaran Universitas Aisyiyah belum berakhir.

"Perjuangan selanjutnya agar kami dapat selalu menyesuaikan diri dan merespons secara cepat perubahan dan regulasi yang ada dalam mengantisipasi daya saing ke depannya. Termasuk fokus kepada akreditasi yang merupakan ruh atau nyawa perguruan tinggi yang tidak bisa kami sepelekan," terangnya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, menyatakan berdirinya Universitas Aisyiyah merupakan salah satu bentuk perjuangan 'Aisyiyah dalam bidang pendidikan. "Kita bergerak berdakwah di bidang pendidikan ini dari tingkat Taman Kanak-Kanak, PAUD, sampai Perguruan Tinggi dan itu ada benang merahnya yang memang harus kita rawat, kita besarkan, kuatkan dan kokohkan," jelasnya. 

Menurut Noordjannah, 'Aisyiyah sebagai pionir organisasi perempuan Muslim di Indonesia yang sudah memasuki usia dua abad ini memiliki amal usaha yang cukup besar dan tersebar. Sehingga menjadi tanggung jawab seluruh warga 'Aisyiyah untuk merawat dan membesarkan terutama di masa pandemi yang sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini.

Unisa Surakarta merupakan Universitas kedua yang dikelola oleh 'Aisyiyah setelah sebelumnya berdiri Unisa Yogyakarta pada 2016. Noordjannah mengungkapkan, dalam waktu dekat akan berdiri lagi Universitas 'Aisyiyah di Bandung. Dia berharap, bertumbuhnya Unisa ini akan menjadi wadah kaderisasi bagi para kader 'Aisyiyah. "Unisa harus menjadi wadah bagi para kader, bagi para perempuan muslimah untuk bisa bertebaran dimanapun juga membawa misi rahmatan lil alamin," harapnya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan, lahirnya Universitas 'Aisyiyah Surakarta merupakan milik dan kebanggaan 'Aisyiyah Muhammadiyah. Haedar juga menyebut, lahirnya Unisa Surakarta ini merupakan buah kegigihan dari 'Aisyiyah.

"Kami mendukung dan menghargai sepenuhnya langkah-langkah Pimpinan Pusat 'Aisyiyah di mana setelah ada dua Universitas ini kemudian mendorong dan memproses lahirnya Universitas 'Aisyiyah Bandung dan Universitas 'Aisyiyah lainnya," kata Haedar. 

Haedar bahkan menantang Ketua Umum Aisyiyah untuk mampu menumbuhkan lima atau enam universitas 'Aisyiyah di Indonesia. "Saya percaya 'Aisyiyah sanggup karena spiritnya luar biasa. Bahkan kalau sudah berusaha itu nampaknya lebih gigih dari Muhammadiyah," ucap Haedar.

Menurutnya, pergerakan 'Aisyiyah harus menjadi fondasi dan frame pada seluruh Perguruan Tinggi 'Aisyiyah. "Spirit, prinsip, orientasi gerakan dan ideologi 'Aisyiyah yang melekat dengan ideologi Muhammadiyah harus menjadi kerangka yang mendasari serta menjiwai alam pikiran Unisa dan seluruh perguruan tinggi 'Aisyiyah, yakni menghadirkan gerakan perempuan Islam Berkemajuan," tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyatakan pentingnya peran seluruh akademisi termasuk civitas akademika Universitas 'Aisyiyah Surakarta dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Jawa Tengah.

"Betapa pentingnya peran civitas akademika Universitas 'Aisyiyah semua dalam menyiapkan dan menjaga kesehatan generasi penerus bangsa. Semoga transformasi ini diawali dengan niat baik, dan semoga kita diberikan kekuatan dalam melakukan kebaikan. Selamat atas transformasi Universitas 'Aisyiyah Surakarta, semoga terus menebar manfaat layaknya mentari," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement