REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memperlihatkan sejumlah buku sebagai pedoman calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Buku-buku itu di antaranya Dibawah Bendera Revolusi, Mustika Rasa, Indonesia Menggugat hingga Sarinah.
"Buku-buku wajib yang coba nanti diarahkan ke buku ini untuk dibaca. Seperti buku Dibawah Bendera Revolusi," kata Megawati saat membuka Sekolah Partai Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah gelombang pertama melalui telekonferensi, dalam keterangan persnya, Jumat (21/8).
Megawati menceritakan pengalamannya dari hasil diskusi dengan anak muda. Anak muda itu, kata Megawati, merasa kepemimpinan Bung Karno hanya kebetulan karena duduk sebagai presiden pertama saat Indonesia merdeka.
"Saya bilang ke dia kamu carilah ke perpustakaan, dengan sinis dia bilang bahwa dia (Bung Karno) itu hanya orang biasa yang sebetulnya kebetulan sebagai presiden pertama. Saya bilang ke dia, itu namanya bodoh kalau kamu mau jadi pintar baca dulu perjuangan dia apa. Itu fakta sejarah," jelas Megawati.
Presiden Kelima RI ini juga meminta calon pemimpin untuk membaca buku Sarinah. Bagi kaum perempuan, kata Megawati, buku ini akan membuat pikiran terbuka apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini yang mengungkap data meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap wanita dan anak-anak.
Bagi laki-laki, menurut Megawati, buku Sarinah bisa mengingatkan kodratnya untuk melindungi perempuan dan anak-anak. Buku ini juga bisa mengilhami calon pemimpin untuk menyelesaikan KDRT dan isu stunting terhadap anak-anak.
Selain itu, Buku Lahirnya Pancasila juga harus dibaca agar mengetahui mengapa filsafat bernegara itu lahir. Putri Proklamator RI Bung Karno ini mengatakan bahwa sang ayah pernah membawakan pidato tersebut di Sidang PBB yang mendapat tepuk tangan serta dikagumi dunia.
Buku-buku itu, menurut Megawati, bisa menghilangkan kekeringan pikiran bagi calon pemimpin. "Bagaimana kalian akan mempunyai inspirasi kalau dalam pikiran kalian tidak ada isinya," jelas Megawati.
"Belum lagi ini, buku ketika Bung Karno itu membacakan gugatannya ketika akan dimasukkan ke penjara. Makanya terkenal dengan nama Indonesia Menggugat. Mencapai Indonesia merdeka, mengapa Indonesia harus merdeka, mengapa kalian bisa menjadi pemimpin, kalau tidak merdeka, apakah kalian bisa menjadi pemimpin. Tidak bisa! Kalian hanya menjadi budak, karena pada waktu itu dijajah 350 tahun. Apakah itu tidak menyedihkan?" kata Megawati.
Megawati juga mengangkat buku Mustika Rasa yang disusun Bung Karno terkait jenis makanan dan kekayaan rempah-rempah nusantara. Buku ini disusun selama beberapa tahun yang mengandung betapa kayanya rempah-rempah Indonesia.
"Setelah buku ini apakah ada buku lainnya, enggak ada. Jadi bukannya saya itu sombong, atau apa. Kenapa sih para pemimpin kita ini sangat sulit untuk kreatif, saya minta mereka yang datang dari PDIP harus kreatif, jangan sombong," tegas Megawati.