Kamis 30 Jul 2020 18:51 WIB

Mendikbud: Kuota Internet Jadi Masalah Utama PJJ

Mendikbud Nadiem Makarin menyebut kuota internet jadi masalah utama PJJ

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, meninjau proses pembelajaran pada Tahun Ajaran Baru 2020/2021 dan mendengar aspirasi guru di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: Kemendikbud
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, meninjau proses pembelajaran pada Tahun Ajaran Baru 2020/2021 dan mendengar aspirasi guru di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, kendala terkait kuota internet merupakan salah satu permasalahan utama yang ditemukan selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan di masa pandemi Covid-19. Untuk itu, Nadiem memperbolehkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dimanfaatkan untuk membeli pulsa murid-murid dan guru.

"Jadi kami benar-benar mengidentifikasi beberapa permasalahan utama," ujar Menteri Nadiem di Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/7).

Baca Juga

Nadie mengatakan, selama kunjungan tersebut, dirinya mendapat banyak pelajaran dan masukan. Dia dapat melihat dan mendengar secara langsung permasalahan yang diutarakan para guru dan kepala sekolah sehingga bisa mengerti dan mencoba menemukan solusi ke depannya.

"Itu menjadi jauh lebih praktis untuk kami mengerti apa mungkin solusi-solusi ke depannya," ucapnya.

Saat mencoba menjaring permasalahan yang muncul selama pelaksanaan PJJ, ia menemukan bahwa kuota internet untuk dapat mengikuti PJJ daring merupakan salah satu masalah utama di lapangan. "Jadi satu yang besar dan selalu kami dengar adalah terkait pembiayaan kuota. Ini yang memang menjadi beban ekonomi bagi banyak sekali orang tua murid," katanya.

Untuk itu, Kemendikbud, katanya, memperbolehkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk dimanfaatkan untuk membeli pulsa murid-murid dan guru yang terkendala secara ekonomi. "Kami sudah memperbolehkan dana BOS itu digunakan untuk pulsanya murid-murid. Tapi mungkin ini perlu kita sosialisasikan lebih banyak dan mungkin akan kembali kami kaji sebagai masukan," katanya.

Kemudian, masalah berikutnya yang menurutnya menjadi persoalan utama guru dan siswa selama PJJ adalah terkait perlunya penyederhanaan dan fleksibilitas kurikulum sehingga tidak semua standar pencapaian harus terwujud. "Enggak semua standar pencapaian harus terjadi, tetapi lebih mendalam, tapi lebih yang esensial saja. Jadi itu salah satu PR kami," ucapnya.

Selain itu, ia juga melihat bahwa peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi karena menjadi fasilitator utama dalam PJJ.

"Dan bukan cuma pelajaran jarak jauh, tapi juga setelah semua balik ke sekolah juga akan menjadi suatu sarana untuk maju kepada era digital bagi guru-guru dan bagi murid-murid juga. Jadi itu adalah satu hal yang kami pelajari. Itu merupakan suatu hal yang sangat penting," demikian kata Menteri Nadiem.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement