Jumat 17 Jul 2020 10:46 WIB

Alat Berat Diturunkan Tangani Banjir Masamba

Alat berat dikerahkan untuk membuka konektivitas jalan.

Rep: M Nursyamsyi/ Red: Agus raharjo
Kendaraan alat berat mengevakuasi kendaraan roda dua yang tertimbun lumpur di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan yang membuat sungai Salukula dan Meli meluap tersebut mengakibatkan 19 orang meninggal dunia dan puluhan warga dilaporkan masih dalam pencarian, sementara  ratusan rumah rusak berat dan hilang tertimbun material lumpur.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Kendaraan alat berat mengevakuasi kendaraan roda dua yang tertimbun lumpur di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan yang membuat sungai Salukula dan Meli meluap tersebut mengakibatkan 19 orang meninggal dunia dan puluhan warga dilaporkan masih dalam pencarian, sementara ratusan rumah rusak berat dan hilang tertimbun material lumpur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Brantas Abipraya (Persero) bergerak melakukan aksi tanggap darurat pada bencana banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Banjir yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi ini mengakibatkan Sungai Masamba meluap pada Senin (13/7).

Keenam kecamatan yang diterjang banjir bandang adalah Kecamatan Masamba, Kecamatan Baibunta, Kecamatan Malangke, Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Baibunta Selatan, dan Kecamatan Sabbang. Project Manager Proyek D.I Baliase Brantas Abipraya Yogie Juansyah mengatakan banjir ini mengakibatkan sebanyak 213 rumah tertimbun sedimen material lumpur, 10 rumah hanyut, hingga menelan korban jiwa.

Baca Juga

"Kontribusi bantuan dari Abipraya ini berupa bantuan alat berat. Mulai Senin (13/7) malam, alat berat kami siaga di lokasi bencana untuk tangani lumpur dan membantu proses evakuasi," ujar Yogie dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (17/7).

Yogie menyebut banyak akses yang tertutup dan sulit dilalui mengingat kedalaman lumpur dapat mencapai dua meter. Yogie menambahkan, dua unit ekskalator dan dua unit dump truck Abipraya serta operatornya diturunkan ke lokasi bencana untuk membuka konektivitas jalan yang terputus oleh sedimen lumpur dan batang pohon berukuran besar yang memotong jalan.

Sesuai arahan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono, ucap Yogie, selain membuka konektivitas jalan, Brantas Abipraya juga ditugaskan membersihkan kota Masamba serta penguatan tanggul dan normalisasi Sungai Masamba untuk menghindari adanya banjir bandang susulan.

Brantas Abipraya, lanjut Yogie, berkomitmen menyelesaikan pembersihan sedimen di Sungai Masamba sebelum Ahad (19/7). Yogir berharap percepatan proses membuka akses jalan lekas dapat diselesaikan sehingga dapat memudahkan aktivitas masyarakat.

"Walau medan yang sangat berat karena ketebalan lumpur yang sulit ditembus, kami optimistis dapat memberikan yang terbaik, selesai lebih cepat agar warga dapat menata kembali kehidupannya dan dapat beraktivitas seperti sediakala," kata Yogie menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement