Rabu 15 Jul 2020 20:55 WIB

Unhas Turunkan Tim Relawan ke Luwu Utara

Tim Relawan Kemanusiaan ini terdiri atas enam orang.

Warga korban banjir bandang membawa barangnya melintasi jalanan yang tertimbun lumpur di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan yang membuat sungai Salukula dan Meli meluap tersebut mengakibatkan 19 orang meninggal dunia dan puluhan warga dilaporkan masih dalam pencarian, sementara  ratusan rumah rusak berat dan hilang tertimbun material lumpur.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warga korban banjir bandang membawa barangnya melintasi jalanan yang tertimbun lumpur di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan yang membuat sungai Salukula dan Meli meluap tersebut mengakibatkan 19 orang meninggal dunia dan puluhan warga dilaporkan masih dalam pencarian, sementara ratusan rumah rusak berat dan hilang tertimbun material lumpur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Hasanuddin menurunkan Tim Relawan Kemanusiaan untuk mengatasi dampak bencana banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara.

Tim Relawan Kemanusiaan ini terdiri atas enam orang dipimpin oleh dr Muhammad Phetrus Johan SpOT, berangkat menuju Masamba, Rabu.

Baca Juga

dr Phetrus Johan yang akrab disapa Dokter Phejomenjelaskan bahwa relawan yang berangkat sore ini merupakan tim pendahuluan, yang bertugas melakukan asesmen situasi lapangan dan kebutuhan aktual di lokasi bencana.

“Kami mendapat laporan dari lokasi bencana, saat ini bantuan sudah mulai berdatangan. Akan tetapi belum sepenuhnya sesuai kebutuhan aktual. Sekarang masyarakat yang terdampak kekurangan pasokan air minum, selimut, makanan bayi, tisu basah, dan beberapa lainnya. Kami akan membawa barang-barang tersebut,” kata dokter Phejo.

Menurut rencana, barang-barang bantuan akan diadakan di Palopo, sehingga tidak terlalu jauh untuk mengangkutnya menuju lokasi bencana. Tim Relawan Kemanusiaan ini membawa titipan dana dari berbagai pihak.

“Selain bantuan untuk korban, Tim Relawan Kemanusiaan Unhas juga membawa ratusan Alat Pelindung Diri (APD) untuk digunakan oleh tenaga medis," ujarnya.

"Saat ini, situasi pandemi Covid-19 merupakan tantangan tersendiri, dimana tenaga medis yang bertugas di lokasi bencana menghadapi resiko terpapar virus corona,” kata dokter Phejo.

Reaksi tanggap darurat terhadap bencana banjir bandang di Masamba pada Senin (13/7) saat ini sedang berlangsung. Berbagai pihak turun tangan dan saling bahu-membahu memberikan bantuan dan pertolongan terhadap korban.

Dokter Phejo menjelaskan bahwa setelah tiba di lokasi, selain melakukan identifikasi kebutuhan, timnya juga akan menjajaki model aksi tanggap darurat maupun pemulihan situasi. Asesmen lapangan akan disampaikan ke Universitas Hasanuddin, yang rencananya akan menurunkan tim lanjutan pada Sabtu nanti.

“Kita mempersiapkan bantuan skala besar. Rencananya Prof Idrus Paturusi akan memimpin langsung mobilisasi bantuan. Beliau saat ini berkoordinasi dengan berbagai pihak. Kita juga akan menurunkan dokter-dokter residen untuk membantu masyarakat di lokasi bencana,” kata Dokter Phejo.

Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, memberi semangat dan dorongan kepada Tim Relawan Kemanusiaan Unhas yang saat ini dalam perjalanan menuju Masamba. Dirinya berharap Tim Relawan ini dapat menjalankan tugas dengan baik, dan tetap memperhatikan keselamatan diri dari resiko virus corona.

“Kita mengucapkan belasungkawa dan turut bersedih atas peristiwa bencana alam yang terjadi di Masamba. Saya berharap, tim relawan kemanusiaan yang kita turunkan akan dapat membantu situasi di lapangan. Membaca berbagai laporan, saya kira kita butuh upaya besar dan kolaborasi untuk membantu Luwu Utara,” kata Prof Dwia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement