Senin 06 Jul 2020 21:22 WIB

Emil Tinjau Penerapan Protokol Kesehatan Pondok Pesantren

Emil ingin memastikan pendidikan di pesantren berjalan sesuai protokol covid-19.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meninjau penerapan protokol kesehatan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Senin (6/7).  Emil ingin memastikan kegiatan pendidikan di pondok pesantren berjalan sesuai protokol COVID-19, guna  meminimalisasi risiko penularan virus di pondok pesantren.

Ridwan Kamil, mengecek ketersediaan tempat cuci tangan di berbagai titik, penggunaan masker hingga aturan untuk menjaga jarak. Menurutnya, semua protokol kesehatan sudah terpenuhi, dan santri yang mengikuti kegiatan belajar mengajar hanya dari Jabar.

Baca Juga

"Saya meninjau pesantren Miftahul Huda Al-Alzhar, Alhamdulillah sudah melakukan protokol yang sangat baik, santrinya pun yang datang untuk sementara hanya warga Jabar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Menurut Emil, ia sudah melakukan rapid test untuk memastikan yang hadir di sini dalam kondisi sehat. "Nanti akan dimaksimalkan lagi jika masih ada yang kurang," katanya.

Pemeriksaan suhu badan kepada pengunjung dan santri dilakukan di pintu masuk pondok pesantren. Emil mengatakan, pihaknya akan berupaya menambah wastafel portabel dan sejumlah peralatan yang dibutuhkan.

"Kami juga akan mengupayakan menambah tempat untuk cuci tangan dan lainnya, yang penting kesehatan nomor satu," katanya.

Dengan dipatuhinya protokol kesehatan di pondok pesantren, Emil optmistis seluruh kegiatan keagamaan dan pendidikan akan cepat berjalan.

"Kedisiplinan dan karena Jabar terkendali mudah-mudahan seluruh kegiatan keagamaan dan pendidikan. Kami doakan bisa pulih lagi dengan cepat," katanya.

Menurut Emil, untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka SMA/SMK, pihaknya sangat berhati-hati. Hanya daerah yang level kewaspadaan berada di zona hijau yang dapat menyelenggarakan KBM. Itu pun dengan sejumlah syarat.

KBM tatap muka, kata dia, tidak dilakukan di semua sekolah melainkan hanya di sekolah yang memang sudah siap dengan protokol kesehatan serta sarana dan prasarana. Kemudian sekolah yang diizinkan menggelar KBM di kelas hanya yang mayoritas muridnya memang berasal dari daerah tersebut.

"Sekolah hanya bagi daerah yang sudah hijau. Tapi, saya lihat kota Banjar skornya sedikit lagi menuju hijau tinggal di-push lagi, ada sembilan indikator (level kewaspadaan). Indikator mana yang belum maksimal nanti Ibu Wali Kota kami dukung. Semoga secepatnya hijau dengan begitu Banjar bisa 100 persen," ucap dia.

Selain di pondok pesantren Miftahul Huda Al-Alzhar, Kang Emil juga meninjau penerapan protokol kesehatan di Pondok Pesantren Al Quran Cijantung, Kabupaten Ciamis, Pondok Pesantren Idrisiyyah Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, dan Pondok Pesantren Al Falah II Nagreg, Kabupaten Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement