Jumat 29 May 2020 19:02 WIB

Pasien di Wisma Atlet 32 Kali Lebih Banyak dari Pulau Galang

RSD Pulau Galang merawat sebanyak 125 orang pasien.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Pasien COVID-19 yang telah sembuh meninggalkan ruang perawatan RS Khusus Infeksi Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, Ahad (3/5/2020). Sebanyak 18 pasien COVID-19 yakni 15 ABK KM Kelud dan tiga anggota Polri Polda Kepri dinyatakan sembuh dan dipulangkan setelah menjalani perawatan dan dua kali tes swab dengan hasil negatif.
Foto: Antara/Pradanna Putra Tampi
Pasien COVID-19 yang telah sembuh meninggalkan ruang perawatan RS Khusus Infeksi Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, Ahad (3/5/2020). Sebanyak 18 pasien COVID-19 yakni 15 ABK KM Kelud dan tiga anggota Polri Polda Kepri dinyatakan sembuh dan dipulangkan setelah menjalani perawatan dan dua kali tes swab dengan hasil negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak beroperasi, Rumah Sakit Darurat (RSD) Pulau Galang, Kepulauan Riau, merawat sebanyak 125 orang. Rumah sakit yang dibangun khusus untuk penyakit menular tersebut merawat jauh lebih sedikit pasien daripada RSD Wisma Atlet, Jakarta Pusat yang merawat sebanyak 4.037 orang pasien sejak awal beroperasi.

"Rekapitulasi pasien terhitung mulai tanggal 12 April sampai 29 Mei 2020, pasien yang terdaftar ada 125 orang," ungkap Perwira Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Kolonel Marinir Aris Mudian, saat dikonfirmasi, Jumat (29/5).

Baca Juga

Dari jumlah pasien yang telah terdaftar tersebut, 95 orang di antaranya sudah pulang ke tempat tinggalnya masing-masing untuk melaksanakan isolasi mandiri. Hanya ada satu pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain dan tidak ada yang meninggal dunia di RSD Pulau Galang.

"Pasien rawat inap hari ini ada 29 orang, terdiri dari lima pria dan 14 Wanita. Semuanya merupakan pasien berstatus positif Covid-19," terang dia.

Sementara itu, total jumlah pasien yang terdaftar di RSD Wisma Atlet sejak beroperasi mencapai angka 4.037. Dari jumlah tersebut, 2.224 orang pasien sudah sembuh atau pulang ke kediamannya masing-masing. Kemudian ada 124 orang yang dirujuk ke rumah sakit lain. Terdapat tiga orang pasien yang meninggal dunia.

Aris mengatakan, pihaknya tidak dapat memastikan alasan mengapa pasien di RSD Pulau Galang lebih sedikit daripada RSD Wisma Atlet. Menurutnya, yang jelas adalah itu sudah menjadi keputusan negara untuk menyiapkan segala fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan pasien Covid-19.

"Kita tidak dapat memastikan alasannya. Yang jelas itu keputusan negara di sana sudah disiapkan fasilitasnya. Kita tidak usah cari alasannya, yang jelas kita laksanakan yang diperintah sesuai lokasi yang ada," jelas dia.

Meski begitu, hingga saat ini RSD Pulau Galang masih menyiagakan sebanyak 276 personel kesehatan. Para personel kesehatan tersebut terdiri dari berbagai elemen, yakni dari tiga matra TNI, Polri, Kementerian Kesehatan, dan sukarelawan.

Di sisi lain, untuk RSD Wisma Atlet, terdapat beberapa kriteria pasien yang dapat berobat atau dilayani di sana. Panglima Kodam Jaya, Mayjen Eko Margiyono, menjelaskan, RS tersebut dibangun untuk menangani pasien Covid-19 yang berada di kategori ringan hingga sedang.

"RS ini memang dibangun atau didirikan untuk menangani khusus yang terkena virus Covid-19 yang kategorinya ringan dan maksimal sedang," ujar Eko dalam konferensi pers di BNPB, Kamis (26/3).

Ia menjelaskan, RSD Wisma Atlet tidak akan menerima pasien anak-anak. RS tersebut akan menerima pasien dengan usia di atas 15 tahun. Bagi yang berstatus ODP, yang akan diterima ialah orang dengan usia lebih dari 60 tahun, penyakit penyertanya terkontrol, dan dapat menangani diri sendiri. "RS ini berbeda dengan RS yg lain, karena RS ini menerapkan sistem pelayanan self handling dengan sistem visit video call," jelas Eko.

Menurut Eko, PDP yang akan diterima untuk dirawat di RS darurat itu ialah pasien dengan keluhan ringan, sesak ringan hingga sedang, dan usianya lebih dari 15 tahun. Untuk pasien positif Covid-19, harus berusia lebih dari 15 tahun dengan kondisi napas sesak ringan hingga sedang dan tanpa penyakit penyerta. "Bagaimana yang kondisinya berat? Maka dari RS darurat ini akan dirujuk ke RS yang telah menjadi rujukan, apakah ke RSPI Sulianti Saroso atau RSUP Persahabatan," kata dia.

Rujukan juga akan diberikan oleh RS darurat kepada pasien yang dalam kondisi sakit ringan tapi membawa penyakit penyerta. Itu dilakukan karena memang RS darurat tidak didesain untuk menangani penyakit-penyakit yang lain selain Covid-19.

"Apabila ada pasien yang meskipun ringan tapi membawa penyakit komplikasi yang lain, itu akan kita rujuk karena sekali lagi RS ini tidak didesain untuk menangani penyakit-penyakit yang lain," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement