Senin 25 May 2020 04:41 WIB

Menkominfo: Idul Fitri Perkokoh Kesiapan Berdamai dengan Cov

'Berdamai bukan berarti menyerah, tapi menyesuaikan diri dengan kedisiplinan.'

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate
Foto: BSSN
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan bulan suci Ramadhan dan Idul Fitiri menjadi kesempatan untuk memperkokoh kesiapan berdamai dengan Covid-19. "Melalui kesempatan ini menekankan berdamai bukan berarti menyerah, berdamai menyesuaikan diri dengan kedisiplinan yang tinggi untuk menjalankan protokol kesehatan sebagai upaya untuk memutus mata rantai Covid-19," ujar Johnny dalam siaran streaming "Lebaran Virtual Bersama Kominfo," Ahad (24/5).

Hal ini, menurut Johnny, telah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa masalah kesehatan Covid-1 memang menjadi yang utama. Namun, aspek non-medis juga menjadi prioritas untuk dilaksanakan.

Baca Juga

Karena itu, Johnny melanjutkan, produktivitas ekonomi dan industri, dan dunia usaha, serta UMKM dan ultra mikro untuk tetap harus dilaksanakan untuk menjaga lapangan kerja rakyat dan penghasilan masyarakat. "Kondisi ini disebutkan era normal baru, normal baru memastikan kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas di saat bersamaan produktivitas dan sosial ekonomi tetap terjaga," kata Johnny.

Pelaksanaan era normal baru tersebut, menurut Johnny, memerlukan kerjasama seluruh komponen bangsa. "Kami menyebut kerjasama ini dengan lima jaringan sinergi, di mana lembaga pemerintah, masyarakat sipil, dunia akademis, dunia usaha dan media harus terus bergotong royong secara sungguh-sungguh menghadapi pandemi COVID-19," Johnny menambahkan.

Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar, yang hadir dalam acara virtual tersebut, mengatakan memasuki era normal baru di mana masyarakat diajak berdamai dengan virus corona menjadi filosofi sangat tinggi. Sebab, menurut Nasaruddin, hal itu telah sesuai dengan agama Islam "yang meminta kita untuk berdamai dengan musibah, berdamai dengan penyakit, berdamai dengan kekecewaan dan penderitaan."

Dia mengutip hasil penelitian perhimpunan ahli anestesi, yang menyimpulkan bahwa orang yang beriman tidak pernah merasakan sakit 100 persen, hanya 60 persen. Sementara orang yang tidak punya keyakinan akan merasakan kesakitan bahkan dua kali lipat.

Tidak hanya itu, Nasaruddin juga mengatakan bahwa manusia harus bersahabat dengan alam semesta. "Secara teologi bersahabat dengan sesuatu, maka sesuatu itu akan bersahabat dengan kita," ujar dia.

Di tengah pandemi Covid-19, Kemenkominfo berkomitmen untuk menghadirkan layanan prima di bidang TIK, termasuk berkolaborasi dengan pemerintah terkait meluncurkan aplikasi pelacak kontak PeduliLindungi, serta layanan psikologi Sejiwa. Sedangkan untuk desiminasi informasi, Kominfo menghadirkan berbagai kanal resmi, sepeti website, chatbot, WhatsApp, SMS blash, CS 112, 117 dan 119.

Kemenkominfo menyadari pentingnya memastikan produktivitas masyarakat di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan menghadirkan tiga program bagi masyarakat untuk mengasah keterampilan digital secara online Ditest, gerakan literasi digital Siberkreasi dan pelatihan BAKTI untuk UKM.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement