Jumat 22 May 2020 17:19 WIB

Ini Penjelasan Operasional Wisma Atlet untuk WNI Repatriasi

Awal operasional Wisma Atlet Pademangan memang belum maksimal.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Repatriasi WNI atau WNI yang pulang ketika masa pandemi Covid-19. Setelah tiba di Indonesia, mereka akan menjalani karantina selama 14 hari di Wisma Atlet Pademangan, Jakarta Utara.
Foto: Antara/KBRI Colombo
Repatriasi WNI atau WNI yang pulang ketika masa pandemi Covid-19. Setelah tiba di Indonesia, mereka akan menjalani karantina selama 14 hari di Wisma Atlet Pademangan, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Brigjen TNI M Saleh, menyampaikan, Blok C2 Wisma Atlet Pademangan merupakan wisma karantina untuk repatriasi. Ia mengakui, pada awal mula pengoperasian, kesiapannya memang belum maksimal.

"Kami perlu jelaskan, Tower 9 atau Blok C2 ini adalah wisma karantina untuk repatriasi, jadi bukan termasuk RSD Wisma Atlet," ungkap Saleh kepada Republika.co.id, Jumat (22/5).

Baca Juga

Menurut Saleh, saat Tower 9 Wisma Atlet baru dibuka kesiapannya memang belum maksimal. Gedung dan fasilitasnya belum siap 100 persen, petugas dari TNI, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), maupun dari instansi terkait pun masih sangat terbatas. Tower 9 itu baru disiapkan pada 14 Mei 2020 atas hasil keputusan Presiden pada Ratas Repatriasi WNI.

“Namun pada saat itu jumlah WNI repatriasi yang masuk jumlahnya sangat banyak, bahkan pada satu hari itu saja yang masuk mencapai lebih dari 1.000 orang," tuturnya.

Tower 9 Wisma Atlet itu menjadi salah satu tempat yang disiapkan pemerintah untuk menampung para WNI repatriasi yang baru kembali dari luar negeri, baik dari Anak Buah Kapal (ABK), pekerja migran Indonesia (PMI), dan juga mahasiswa yang terus berdatangan dari Bandara Soekarno Hatta.

Namun, kata dia, seiring dengan berjalannya waktu upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi terus dilakukan sembari menangani warga yang sedang menjalani karantina. Untuk kondisi saat ini, banyak fasilitas yang secara bertahap sudah dipenuhi sehingga menunjang perbaikan sistem dan manajemen.

“Kondisi sekarang sudah jauh berbeda. Sejak diterima saat pendaftaran, saat pemeriksaan, menjalani masa karantina sampai sembuh dan dinyatakan bisa meninggalkan Wisma Atlet, sudah dapat berjalan dengan baik,” ungkap dia.

Selain itu, Saleh juga meminta kerja sama dari para WNI repatriasi yang baru masuk ke dalam Tower 9 Wisma Atlet untuk dengan penuh kesadaran mematuhi aturan protokol kesehatan walaupun tanpa diperintah. Mereka diminta untuk menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, dan menjaga kebersihan.

"Saya mengimbau walaupun tanpa ada tulisan atau pengawasan petugas, siapapun sadar untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menjaga kebersihan," terangnya.

Di samping itu ia juga menjelaskan, berdasarkan prosedur penerimaan dari bandara ke Tower 9 Wisma Atlet Pademangan, mereka yang akan dikarantina sudah diberitahu secara lisan. Menurutnya, ada Keputusan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang menyatakan, petugas di bandara menyampaikannya secara lisan.

"Sudah diberitahu. Jadi ada dua tempat karantina, yaitu di Pondok Haji karena sudah penuh maka dipindahkan ke Wisma Pademangan," tutur dia.

Sebelum Wisma Atlet Pademangan digunakan, mereka dari bandara langsung pulang ke kampungnya masing-masing, baik ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tapi, setelah kasus di daerah meningkat, akhirnya prosedur di Jakarta lebih diperketat.

"Setelah kasus di daerah meningkat, akhirnya di Jakarta diperketat. Kalau hasil rapid test reaktif atau hasil PCR positif, itu baru rujuk ke RSD Wisma Atlet untuk perawatan," jelas dia.

Terkait adanya pihak yang merasa tidak diberi tahu oleh petugas di bandara, ia menyampaikan, hal itu mungkin saja terjadi karena banyaknya WNI repatriasi yang datang hingga dini hari. Menurut dia, para petugas mungkin sudah merasa kelelahan ditambah pula saat itu fasilitas belum memadai. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement