REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga diimbau mencegah potensi bencana alam, baik berupa banjir maupun tanah longsor, dengan melakukan pelestarian lingkungan alam dan hutan.
"Masyarakat agar dapat menjaga hutan, tidak melakukan penebangan pohon di hutan, termasuk di titik rawan banjir dan longsor," ucap Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta di Sigi, Rabu (13/5).
Pernyataan itu disampaikan Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta, menyusul banjir yang kembali menghantam permukiman dan sarana umum di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa.
Banjir yang sama juga kembali terjadi pada pekan kemarin. Desa Tuva menjadi salah satu desa di Kabupaten Sigi yang paling sering dilanda banjir bandang dengan aliran air membawa material, berupa kayu dan batu.
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola didampingi Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta meninjau lokasi di Desa Tuva. Banjir disebabkan curah hujan cukup tinggi yang berdampak terputusnya akses darat di Jalan Poros Palu-Kulawi di Desa Tuva.
Kepada Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Bupati Mohammad Irwan mengaku langsung memerintahkan Dinas PU dan Perumahan Kabupaten Sigi segera menurunkan alat berat berupa ekskavator untuk membuat tanggul sungai serta mengubah alur sungai agar tidak menuju jalan utama dan pemukiman warga.
"Ini agar lalu lintas jalan raya bisa kembali normal. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun sejumlah rumah warga rusak dan warga harus mengungsi," katanya.
Selain di desa itu, Gubernur Sulteng Longki Djanggola bersama Bupati Mohammad Irwan Lapatta meninjau warga terdampak banjir di Desa Sungku, Kecamatan Kulawi.
Gubernur Longki Djanggola menyerahkan bantuan beras dua ton kepada warga terdampak bencana di desa itu. Selain itu, mengimbau warga untuk tidak merusak hutan agar banjir tidak terjadi lagi dan mengarahkan pihak terkait segera menangani permasalahan tersebut.