REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir bandang kembali menerjang Kecamatan Kulawi di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah pada Senin malam. Namun tidak ada korban jiwa.
"Petugas BPBD sudah berada di lokasi bencana.Hanya saja laporan secara rinci belum kami peroleh," kata Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Asrul.
Asrul mengatakan berdasarkan informasi awal dari Camat Kulawi, banjir terjadi sejak sore hari menyusul hujan lebat yang mengguyur wilayah itu sepanjang hari Senin. Selain hujan deras, juga disertai guntur dan tiupan angin kencang sehingga banyak pepohonan yang roboh.
Mengenai kerusakan bangunan dan lahan kebun masyarakat, pihaknya, kata Asrul masih sementara melakukan pendataan di lokasi banjir. Banjir tersebut meluap hingga ke permukiman penduduk di sejumlah desa di Kecamatan Lukawi, khususnya yang berdekatan dengan sungai. Juga ada beberapa titik badan jalan yang ada di Kecamatan Kulawi hingga malam ini masih terendam banjir dan juga ada beberapa tempat pada poros jalan Palu-Gimpu longsor dan badan jalan tertimbun.
Tetapi sudah bisa dilalui kendaraan setelah warga membersihkan ruas jalan yang tertutup longsor. "Yang pasti arus lalulintas kendaraan masih lancar, meski harus ekstra hati-hati.
Asrul mengaku hampir seluruh wilayah di Kabupaten Sigi termasuk rawan banjir,longsor, bahkan gempabumi karena berada pada patahan gempa Moa.
Beberapa kecamatan di Kabupaten Sigi seperti Kulawi, Kulawi Selatan, Palolo, Nokilalaki,Dolo, Dolo Selatan, Gumbasa, Tanambulava, Marawola dan Sigibiromaru selama ini rawan bencana banjir.
Banjir bandang terbesar di Kabupaten Sigi terjadi pada Apirl dan Mei 2019 di Kecamatan Dolo Selatan dan Kecamatan Gumbasa yang mengakibatkan ratusan rumah warga tertimbun lumpur dan hingga kini penduduk masih bertahan di lokasi pengungsian yang disediakan oleh Pemkab Sigi tidak jauh dari lokasi banjir.
Bahkan banjir bandang yang menerjang Desa Tuva mengakibatkan sebuah jembatan gantung hanyur terbawa air. Jalan Palu-Kulawi sepanjang tujuh kilometer dari Desa Omu sampai Desa Salua putus total selama beberapa hari. Juga jaringan listrik ikut diterjang banjir bandang.
Pada Desember 2019, banjir bandang kembali menerjang Desa Bolapapu yang mengakitbatkan puluhan rumah rusak dan tertimbun. Bencana alam itu juga menelan korban jiwa dua orang karena terperangkap banjir dalam rumahnya.
Asrul terus mengimbau warga yang bermukim di dekat aliran sungai dan bukit-bukit di Kabupaten Sigi untuk tetap waspada dan siaga saat curah hujan meningkat karena sewaktu-waktu banjir dan tanah longsor bisa terjadi.