REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mendorong ketersediaan akses peralatan kesehatan, obat-obatan, maupun vaksin corona, jika ditemukan, bagi negara berkembang. Hal itu ditekankan Retno pada pertemuan virtual International Coordination Group on Covid-19 (ICGC), Jumat lalu.
"Akses obat-obatan dan vaksin jika sudah ditemukan harus bisa dirasakan oleh negara-negara berkembang dan least developed countries," ujar Pelaksana Tugas Biro Dukungan Strategis dan Pimpinan (BDSP) Kemenlu Achmad Rizal Purnama mengutip Retno dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (22/4).
Rizal mengatakan dalam pertemuan Menlu Retno menegaskan bahwa semua negara harus menjamin komitmen kerja sama internasional dalam penanganan Covid-19. Wujud nyata berupa aksi yang nyata juga ditekankan Retno dalam pertemuan itu.
"Kerja sama internasional harus dapat memfasilitasi tercapainya ketersediaan vaksin Covid-19 yang efektif, terjangkau, dan dapat diakses negara berkembang," ujar Retno.
Prinsip action oriented dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat umum harus menjadi pedoman kerja sama ICGC ke depan. Hal yang sama juga menjadi intisari dari deklarasi yang direncanakan dikeluarkan oleh para anggota ICGC dalam waktu dekat ini.
Political Declaration yang disusun negara-negara anggota telah mengidentifikasi sejumlah area bagi aksi kerja sama konkret. Di antaranya, komitmen untuk mempertahankan pola perdagangan dan investasi yang terbuka. Selain itu juga menjaga konektivitas global, terus memfasilitasi pergerakan manusia dan barang termasuk repatriasi pelancong, dan juga upaya pemulihan ekonomi global paska pandemik.
Menlu yang menghadiri pertemuan tersebut di antaranya menlu Brasil, Inggris, Italia, Jerman, Korea Selatan, Maroko, Perancis, Peru, Singapura, dan Turki. Selain itu ada pula Kanada sebagai fasilitator.