REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang masker dadakan yang menjamur di sejumlah ruas jalan di Cianjur, Jawa Barat. Mereka meraup keuntungan dari ramainya pengendara yang masih aman berlalu-lalang di wilayah zona kuning COVID-19.
Hendra (30) pedagang masker dadakan yang menjajakan masker di Jalan Raya Bandung-Cianjur, pada wartawan mengatakan dalam satu hari dapat menjual dua lusin masker kain yang didapat dari penjahit di wilayah Cianjur dengan harga Rp40.000 per lusin.
"Satu masker kami jual Rp5000, lumayan untungnya untuk biaya ke dapur sehari-hari. Satu hari kami bisa menjual dua lusin kadang lebih. Pembeli masih banyak yang datang meskipun saya tahu ada larangan keluar rumah, sebagian besar pengendara sepeda motor," katanya.
Ia menjelaskan, sejak tidak lagi bekerja sebagai buruh bangunan karena proyek tempatnya bekerja dihentikan, dengan beberapa orang temannya berjualan masker dadakan dengan cara berpindah-pindah mulai dari pusat kota hingga ke Jalan Raya Bandung-Cianjur.
Hampir satu bulan, ia menjajakan masker di pinggir jalan dengan keuntungan bersih setiap harinya Rp40.000 yang dapat dibawa pulang. Meskipun keuntungan tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur selama satu hari, namun hal tersebut sudah memadai dari pada tidak bekerja sama sekali.
"Mau kerja apalagi yang lain saja sudah diberhentikan, kami tetap bersyukur masih bisa berjualan. Kami lebih senang seperti ini, dari pada harus menunggu bantuan dari pemerintah yang tidak pernah kami dapatkan," katanya.
Hal senada terucap dari Udung (23) pedagang masker dadakan di Jalan Dr Muwardi-By Pass, Cianjur. Hingga saat ini tingkat penjualan masker kain yang dijajakan cukup tinggi, bahkan sejak satu pekan terakhir dia dapat menjual masker hingga empat lusin setiap hari.
"Seminggu terakhir angka penjualan cukup tinggi karena banyak pengendara sepeda motor dengan tujuan Bandung dan wilayah selatan Cianjur yang memborong masker yang kami jajakan. Satu orang bisa membeli 4 sampai 6 buah dengan harga yang berfariatif," katanya.
Meningkatnya angka penjualan terjadi menjelang malam terlebih dari pengendara dengan nopol luar kota dengan tujuan Bandung."Saya tidak tahu apakah mereka pemudik atau bukan, namun banyaknya pembeli menjelang malam kendaraanya bernopol luar kota," katanya.