Kamis 16 Apr 2020 17:21 WIB

Pemerintah Pastikan Tanggung Biaya Perawatan Pasien Covid-19

Pemerintah berkomitmen tidak menambah beban masyarakat yang terinfeksi Covid-19.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Berdasarkan data hingga Jumat (27/3/2020) pukul 12.00, jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 1.046 orang di 27 provinsi se-Indonesia, dengan jumlah pasien sembuh mencapai 46 orang dan meninggal dunia mencapai 87 orang.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Berdasarkan data hingga Jumat (27/3/2020) pukul 12.00, jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 1.046 orang di 27 provinsi se-Indonesia, dengan jumlah pasien sembuh mencapai 46 orang dan meninggal dunia mencapai 87 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto memastikan,  pemerintah menanggung biaya perawatan pasien Covid-19 di Tanah Air. Pemerintah kata Yurianto, berkomitmen tidak menambah beban masyarakat yang terinfeksi Covid-19,

"Kemenkes dan pemerintah daerah dengan skema yang telah ditentukan menanggung biaya perawatan pasien Covid, mari sama-sama (bantu) beban ekonominya yang bertambah," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Kamis (16/4).

Yurianto mengatakan, pemerintah juga berupaya membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 dengan paket stimulus ekonomi mulai dari stimulus Kredit usaha rakyat (KUR), melonggarkan pembayaran angsuran, hingga pengurangan tarif listrik untuk pelanggan 900V dan 450V

Selain itu, pemerintah membuat jaringan pengaman sosial, mulai dari kartu prakerja dengan insentif Rp3,5 juta, kartu sembako senilai Rp600 ribu per bulan, program keluarga harapan (PKH).

"Juga ada bansos Pemerintah DKI dan Jabodetabek berupa penambahan sembako Rp 600 ribu per bulan selama tiga bulan, bansos yang bersumber dana desa dengan nilai Rp 22,4 triliun," ujarnya

Ia menerangkan, ini tak lain agar mengurangi beban ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Sebab, masyarakat sudah diimbau untuk tetap berada di rumah sejak pertengahan Maret, agar mencegah penularan virus Covid-19.

"Kami mohon kesabarannya, masa sulit ini merupakan ujian untuk kita semua, mari kita sama-sama tetap aman dan sehat di rumah. Pemerintah tetap kerja keras agar beban penyakit tetap berlalu dan beban ekonomi kami ringankan," ujarnya.

Karena itu, ia juga mengajak masyarakat bersabar dan tetap mematuhi imbauan tetap berada dalam rumah. Apalagi, ada 10 kabupaten/kota yang sudah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Kami berterima kasih atas kesabaran dan kemauan kerja sama, dan terima kasih telah mau disiplin," ujarnya.

Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat terjadi peningkatan signifikan pasien sembuh dari virus corona. Ada penambahan sebanyak 102 pasien yang sembuh, dengan begitu hingga Kamis (16/4), total pasien Covid-19 yang sembuh di Indonesia berjumlah 548 orang.

"Kita patut bersyukur pada hari ini, akumulasi pasien sembuh sebanyak 102 orang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto saat konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (16/4).

Berdasarkan pencatatan data sejak Rabu (15/4) pukul 12.00 WIB hingga Kamis pukul 12.00 WIB, akumulasi pasien positif bertambah 380 orang menjadi 5.516 kasus dan terjadi 27 kematian sehingga total korban meninggal menjadi 496 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement