Selasa 14 Apr 2020 05:15 WIB

Polisi Selidiki Dugaan Adanya Otak di Balik Kelompok Anarko

Polisi mengaku menyita buku-buku terkait terorisme dari anggota anarko yang dibekuk.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Teguh Firmansyah
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus
Foto: Republika TV/Fian Firatmaja
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi telah menangkap lima anggota kelompok Anarko yang melakukan aksi vandalisme di Kota Tangerang. Hingga kini polisi masih menyelidiki  otak di balik kelompok tersebut yang diduga akan membantu melancarkan rencana aksi vandalisme di Pulau Jawa pada 18 April 2020.

"Sementara ini masih didalami terus oleh tim, apakah kemungkinan ada aktor di belakangnya atau yang membiayai (kelompok anarko)," kata Kabid Humas Polda Metri Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Senin (13/4).

Baca Juga

Meski demikian, Yusri menjelaskan, kelompok Anarko biasanya melakukan koordinasi melalui media sosial untuk merencanakan aksi vandalisme. Menurut dia, kelompok tersebut tidak memiliki struktur kepemimpinan.

"Anarko itu kan memang tidak terstruktur. Mereka ada dalam satu grup, tapi pergerakannya sama menggunakan media sosial yang ada," ungkap Yusri.

Sementara itu, sambung dia, saat pihaknya menangkap lima anggota Anarko yang melakukan aksi vandalisme di Tangerang Kota. Polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya buku-buku yang diduga mengajarkan paham terorisme. "Ya buku-buku pelajaran sama kayak teroris gitu loh. Tugasnya mereka kan cuma bikin rusuh," papar dia.

Sebelumnya diberitakan, polisi telah menangkap lima pelaku vandalisme di Tangerang Kota. Masing- masing pelaku berinisial MRR (21 tahun), AAM (18), RIAP (18), RJ (19), dan RK.

Mereka melakukan vandalisme yang berisi kalimat provokatif di empat lokasi berbeda di Tangerang Korta. Ada tiga kalimat yang ditulis para pelaku yakni 'kill the rich' atau bunuh orang-orang kaya, 'sudah krisis, saatnya membakar' dan 'mau mati konyol atau mati melawan'.

Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, para pelaku melakukan aksinya itu lantaran kecewa dengan sikap pemerintah dalam menangani wabah virus Corona (Covid-19).

Mereka pun diketahui tergabung dalam kelompok Anarko yang telah menyusun rencana untuk melakukan aksi vandalisme secara bersama di beberapa kota besar di Pulau Jawa pada 18 April 2020. Aksi tersebut dilakukan untuk membuat gaduh di tengah wabah Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement