REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono mengatakan, pihaknya mengerahkan 1.200 personel gabungan untuk mengamankan demonstrasi hari ini (20/10) di wilayahnya. Selain fokus mengamankan fasilitas umum, kepolisian juga bakal menskrining kelompok anarko.
"Kelompok anarko tetap menjadi perhatian serius kami dan akan kami amankan tentunya apabila melakukan tindakan pidana," kata Budi dalam siaran persnya. Istilah 'anarko' digunakan polisi untuk menyebut massa yang kerap merusuh dan bahkan membakar ketika demonstrasi berlangsung.
Budi menjelaskan, jajarannya bakal melakukan identifikasi terhadap kelompok tersebut di batas-batas kota. Sasarannya adalah mereka yang membawa senjata tajam, petasan, dan batu. "Harapan kami giat penyampaian pendapat nantinya tidak disusupi oleh perusuh," katanya.
Polres Jaksel, kata Budi, hari ini menerahkan 1.200 personel gabungan. Fokus pengamanan adalah fasilitas umum yang bersifat strategis dan sentra-sentra perekonomian.
"Kami tidak segan-segan untuk mengambil tindakan kepolisian apabila ada yang berbuat anarkis ataupun tindakan-tindakan lain yang muaranya menimbulkan kerusuhan sehingga menimbulkan kerusakan fasilitas umum," ujar Budi.
Demonstrasi hari ini bakal digelar BEM SI di sekitar Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Mereka akan menyuarakan penolakan terhadap UU Omnibus Law Cipta Kerja sekaligus peringatan satu tahun pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amin. Mereka menyebut, demonstrasi bakal diikuti 5.000 peserta.