Selasa 10 Mar 2020 06:16 WIB

TNI Siapkan Rumah Sakit di Pulau Galang untuk Pasien Corona

TNI berencana optimalisasi RS di Pulau Galang

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Kawasan Batam Pulau Galang.(Flickr.)
Foto: Flickr.
Kawasan Batam Pulau Galang.(Flickr.)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan menyiapkan rumah sakit bekas pengungsi Vietnam di Pulau Galang, Kepulauan Riau untuk menangani pasien kasus Covid-19. Rencananya, TNI pun akan menyiapkan seribu tempat tidur untuk pasien kasus Covid-19.

“Kami siapkan sesuai instruksi Panglima TNI tentang rencana optimalisasi RS di Pulau Galang,” ujar Wakil Kepala Pusat Kesehatan TNI, Marsekal Pertama dr. Didik Kestito pada rakor penanganan COVID-19 di Kantor Staf Presiden (KSP), Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (9/3).

Dari 1000 tempat tidur pasien tersebut, 900 kasur di antaranya  terdapat di ruang perawatan observasi biasa untuk digunakan pasien dengan kategori ODP (Orang Dalam Pemantauan).

Sementara, 80 tempat tidur ditempatkan di ruang observasi bertekanan negatif untuk pasien PDP (Pasien Dalam Pengawasan).  Sisanya, sejumlah 20 tempat tidur untuk ruang gawat darurat atau ICU (Intensive Care Unit).

Rakor dipimpin Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dihadiri sejumlah pejabat tinggi TNI seperti Kepala Pusat Kesehatan TNI AD Mayjen dr. Tugas Ratmono, Perwakilan Puskes TNI AL dan Puskes TNI AU. Hadir dalam Rakor Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Widyastuti, Staf Khusus Panglima TNI Bidang Kesehatan Mayjen Purn dr. Ben Yura Rimba dan perwakilan dari Pusdokes Polri.

Dikutip dari siaran resmi KSP, Plt Deputi V KSP Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Jaleswari Pramodawardhani menyatakan rakor dilakukan untuk mengukur kesiapan jajaran TNI dan Polri untuk menghadapi wabah Covid-19.

“Kira-kira apa kesiapan dan yang akan kita lakukan ke depan, dalam mengantisipasi skenario terburuk,” kata Jaleswari.

Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko menyampaikan pentingnya melakukan intropeksi atas berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menghadapi dan mengantisipasi penyebaran virus corona.

“Apa yang kita lakukan belum mencerminkan suasana menghadapi kondisi yang masif. Kita dilahirkan untuk melihat situasi yang terburuk. Secara jujur kita perlu menginventarisasi kekuatan,” ujarnya.

Moeldoko juga menegaskan, perlu dilakukan inventarisasi berbagai potensi yang bisa digerakkan. Selain itu, pemerintah juga dinilainya harus jujur mengakui kelemahan yang dimiliki.

“Kita juga perlu membuat proyeksi penyebaran kasus COVID-19. Dengan begitu, kita bisa membuat prioritas-prioritas yang harus dilakukan,” tegas Moeldoko.

Sementara itu, Kapuskes TNI AD Mayjen dr Tugas Ratmono mengatakan, pihaknya memiliki 15 KESDAM dan sekitar 90 RS serta 13 RS tingkat 2 yang terdiri dari 1140 tempat tidur pasien.

“Kami sudah perintahkan semua RS untuk menggelar POSKO Siaga COVID-19. Sejak Januari kami sudah meminta laporan periodik sampai saat ini. Kecuali RSPAD belum mendapatkan pasien yang diketahui positif COVID-19," tegasnya.

Terkini, pemerintah telah menemukan 19 kasus positif virus corona di Indonesia. Dua diantaranya adalah warga negara asing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement