Jumat 06 Mar 2020 20:44 WIB

Jubir Corona: Institusi tak Perlu Minta Surat Bebas Covid-19

Jubir Corona mengimbau institusi tak perlu minta surat bebas Covid-19 ke pegawainya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona (Covid-19), Achmad Yurianto mengatakan setiap institusi tidak perlu meminta surat keterangan bebas virus corona kepada para pegawainya yang baru melakukan perjalanan ke luar negeri. Menurutnya surat keterangan bebas corona dalam konteks tersebut tak ada manfaatnya.

"Beberapa masyarakat, bahkan beberapa institusi, meminta pegawainya yang setelah melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mendapatkan surat keterangan bebas corona. Ini menurut kami tidak perlu," kata Yurianto di Jakarta, Jumat (6/3).

Baca Juga

Yurianto mengatakan surat keterangan bebas corona dalam konteks tersebut tidak ada manfaatnya. Dia menekankan persoalan besarnya adalah mengendalikan penyebaran virus di lingkungan masyarakat.

Yurianto mengatakan munculnya penyakit virus corona saat ini tidak disertai dengan tanda-tanda klinis yang terlalu berat. Gejala penyakit corona saat ini cenderung menyerupai gejala influenza sedang bahkan ringan yang kemudian berpotensi untuk semakin cepat menyebar ke banyak negara.

"Karena memang orang pada umumnya tidak merasa sakit. Inilah tantangan besar kita untuk masyarakat. Sehingga kekuatan besarnya adalah bagaimana kita bersama-sama membangun edukasi di masyarakat agar bisa mengendalikan diri untuk tidak menjadi sakit dan tidak menjadi panik, serta tidak melakukan tindakan-tindakan irasional," jelasnya.

Yurianto menekankan corona bukan penyakit baru. Corona menurutnya sebuah penyakit influenza, hanya saja virus penyebabnya yang baru. "Kemudian juga tidak terlalu penting kita anggap sebagai suatu yang sangat berbahaya. Karena kalau dilihat dari angka kematiannya juga masih di kisaran 2-3 persen jika dibandingkan dengan Mers atau kita bandingkan dengan SARS yang jauh lebih tinggi," kata Yurianto.

Sejauh ini pemerintah menilai dalam kultur masyarakat Indonesia, publik sudah tahu dan mampu melaksanakan upaya pencegahannya. Sebab sejak dulu masyarakat Indonesia sudah sering berhadapan dengan influenza di mana sebagian masyarakat sudah memahami untuk mengurangi kegiatan fisik ketika terserang influenza.

"Kalau anak sekolah sedang influenza biasanya kita mintakan izin tidak masuk sekolah, kita suruh istirahat, kita lengkapi dengan masker, kita beri makanan yang bergizi, dan kemudian kita mengawasi dia. Hal-hal ini sudah tepat dan baik," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement