Jumat 07 Feb 2020 18:24 WIB

Kemenkes: Hari Keenam Observasi, WNI di Natuna Sehat

Kemenkes menyebut WNI yang diobservasi di Natuna dalam kondisi sehat dan gembira.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Hubei, China melakukan senam bersama prajurit TNI di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Hubei, China melakukan senam bersama prajurit TNI di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, 238 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang kini tengah diobservasi di Natuna, masih sehat hingga hari keenam karantina, Jumat (7/2). Mereka masih melakukan kegiatan dengan gembira dan tidak sakit.

Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kemenkes Kuwat Sri Hudoyo yang kini sedang bertugas di Natuna melaporkan, semua WNI dan petugas dalam keadaan sehat.

Baca Juga

"Tidak ada yang sakit, mereka juga berolahraga. Petugas juga masih memberikan penyuluhan," ujarnya saat video conference saat temu media update 2019-nCoV, di Kemenkes, di Jakarta, Jumat (7/2).

Kendati demikian, ia menyebutkan Kemenkes masih fokus pelayanan kesehatan di Natuna bisa berjalan sebaik-baiknya dan proses observasi bisa selesai tanpa kendala sesuai masa inkubasi dalam 14 hari. Tak hanya itu, ia menyebutkan Kemenkes juga menyiapkan pos kesehatan integrasi termasuk di Pantai Piwang.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes  R. Vensya Sitohang juga menyatakan, semua WNI dalam kondisi sehat. "Dari hasil pemantauan suhu, tidak ada yang diatas 38 derajat celcius dan trennya baik," katanya.

Bahkan, ia menyebutkan tenaga medis konseling juga diterjunkan ke Natuna. Ia menyebutkan tenaga konseling untuk menampung permasalahan WNI.

"Selain itu, jika WNI itu ingin konseling," ujarnya.

Hingga kini, pihaknya mengupayakan supaya WNI ini bisa terus beraktivitas dengan baik. Tak hanya itu, pihaknya juga terus mengecek lingkungan dan makanan mereka. Vensya mengklaim, kondisi makanan yang dikonsumsi WNI yang tengah dikarantina itu dalam kondisi sehat dan sebanyak tiga kali sehari.

photo
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Hubei, China beraktivitas di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020).

Anggaran makan

Pemerintah menyiapkan anggaran hingga Rp 1 miliar lebih untuk jatah makan WNI eks kota Wuhan, Provinsi Hubei, China yang kini diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau. Deputi Bidang Polhukam Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani, menjelaskan, setiap WNI eks Wuhan mendapat alokasi konsumsi Rp 100 ribu sekali makan. Artinya dalam satu hari masing-masing dari mereka mendapat jatah makan senilai Rp 300 ribu.

"Ini saya sampaikan sekadar ingin gambarkan bahwa kawan-kawan di sana terjamin kesejahteraannya," jelas Jaleswari di kantornya, Jumat (7/2). 

Tim dari Kantor Staf Presiden memang baru saja pulang dari peninjauan observasi terhadap 243 WNI eks Wuhan di Natuna, bersama dengan Menko Polhukam Mahfud MD. Jaleswari menyampaikan bahwa situasi di Natuna kondusif, baik bagi WNI eks Wuhan atau masyarakat Natuna yang sebelumnya sempat muncul penolakan.

Jaleswari juga menyampaikan bahwa hingga saat ini seluruh WNI eks Wuhan dinyatakan sehat dan tidak menunjukkan adanya gejala kesehatan yang merujuk pada virus korona (2019-nCoV). Meski terpantau sehat, namun pemerintah Indonesia tetap harus tunduk terhadap protokol yang dijalankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait pencegahan penyebaran wabah penyakit.

"Mengapa ada observasi 14 hari adalah bagian kepatuhan kita terhadap protokol WHO," jelas Jaleswari.

Nantinya, seluruh warga negara Indonesia eks Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tetap dipantau saat mereka diizinkan kembali ke daerah asal. Bila nanti telah dinyatakan sehat, mereka diperbolehkan pulang ke kampung halaman.

Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi dengan rumah sakit di daerah tujuan para WNI eks Wuhan nantinya. Rumah sakit di daerah inilah yang terus memantau perkembangan seluruh WNI eks Wuhan sekembalinya mereka ke daerah.

"Pascaobservasi pemerintah sudah memiliki desain ke depan. Kawan-kawan dari Kemenkes sudah memikirkan, kalau dilihat 243 kawan-kawan yang diobservasi akan terus dipantau, termasuk di dalamnya menyiapkan rumah sakit sebagai kota asal WNI akan diperkuat," jelas Jaleswari.

Selain itu, pemerintah juga terus memperkuat pengawasan di pintu-pintu kedatangan internasional. Meski saat ini penerbangan langsung dari dan menuju China telah ditutup, namun pemerintah tetap mengantisipasi penyebaran lewat rute di luar China. Sejumlah bandara yang melayani rute internasional ditingkatkan pengawasannya, terutama di Tangerang-Jakarta, Bali, Manado, dan Bintan serta Batam.

Pemerintah juga menyatakan, terus memantau perkembangan satu orang WNI di Singapura yang dinyatakan positif terjangkit virus korona. Pemerintah berharap penanganan kesehatan bisa dilakukan otoritas Singapura terlebih dulu.

photo
Hoaks dan Virus Corona

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement