REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok telah memetakan 90 titik banjir dan longsor selama periode 1 hingga 10 Januari 2020. Sebagian dari puluhan titik ini, telah ditangani oleh Satuan Tugas (Satgas) Dinas PUPR Kota Depok.
"Sudah kami tangani sebagian. Terutama wilayah yang yang terkena dampak paling parah," ujar Kepala Dinas PUPR Kota Depok, Dadan Rustandi, di Kota Depok, Ahad (12/1).
Dadan merinci, 52 titik bencana didominasi longsor sedangkan 38 lainnya adalah banjir. Sejumlah titik tersebut tersebar di beberapa wilayah yang ada di Kota Depok.
Untuk titik longsor berada di wilayah Komplek Samudera, RW 06, Kelurahan Depok, Jalan Raya Andara Kelurahan Pangkalan Jati, Jalan Pitara Kelurahan Panmas, dan Perumahan PGRI, Kelurahan Cilodong. Untuk titik banjir antara lain di Kampung Lio, RT 09 dan RW 19, Kecamatan Pancoran Mas (Panmas). Kemudian, Masjid Mampang, Komplek Marinir Parung Bingung, Kecamatan Panmas, dan Rutan Cilodong.
"Ada empat wilayah yang kami usulkan tanggap darurat bronjong. Namun, yang disetujui hanya dua, yaitu pemasangan bronjong di kali sepanjang Cipayung dan Tanah Baru," terangnya.
Dia mengungkapkan, untuk penanganan yang tidak masuk dalam biaya tanggap darurat, akan dikerjakan melalui pengajuan Belanja Tidak Terduga (BTT) 2020 dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Depok 2021.
"Saat ini satgas kami melakukan penanganan sementara dengan pemasangan cerucuk bambu dan karung tanah, serta terpal agar longsor tidak meluas. Sementara untuk penanganan banjir, kita lakukan pengangkatan sampah di saluran yang tersumbat," ungkap Dadan.