Jumat 20 Dec 2019 23:18 WIB

Menristek Gencarkan Promosi Inovasi Buatan BPPT

Menristek prihatin dengan produk inovasi yang belum banyak dilirik industri nasional

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Permadi Brodjonegoro meresmikan komisioning pilot project garam industri, yakni peralatan produksi garam industri dengan sistem terintegrasi atau biasa disebut yang berada di Manyar, Gresik, Jumat (20/12).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Permadi Brodjonegoro meresmikan komisioning pilot project garam industri, yakni peralatan produksi garam industri dengan sistem terintegrasi atau biasa disebut yang berada di Manyar, Gresik, Jumat (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyatakan kesiapannya membantu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mempromosikan inovasi buatannya. Salah satu inovasi yang dimaksud adalah inovasi implan tulang yang dikembangkan BPPT dan PT Zenith Allmart Precisindo, agar lebih dikenal di dunia medis dalam negeri.

Bambang mengaku prihatin atas banyaknya inovasi yang dikembangkan di dalam negeri, namun belum banyak dilirik oleh industri nasional. "Perkiraan 92 persen alat kesehatan diimpor. Solusinya harus ada pengembangan produk dalam negeri," kata Bambang di Sidoarjo, Jumat (20/12).

Padahal, lanjut Bambang, inovasi implan tulang yang dikembangkan BPPT, baik yang stainless steel atau titanium, bisa menjalankan fungsi pengganti implan tulang klinis yang impor. Namun, kata dia, BPPT masih kesulotan bagaimana mengomersialkan inovasi tersebut dalam skala yang lebih besar. Baik rumah sakit, klinik, dokter, menurutnya belum menunjukkan minat yang serius dan masih memilih impor.

"Maka dari itu pemerintah akan terus mendorong agar produk ini lebih dikenal di kalangan medis, baik dari rumah sakit, direksi RS, sampai dokter ahli tulang," ujarnya.

Bambang menegaskan, pihaknya akan mencoba berbagau cara dengan melibatkan komunitas riset agar dokter bisa lebih mengenal produk implan tulang buatan BPPT tersebut. Karena, kata dia, produk tersebuta akan sangat menolong inovasi di Indonesia.

Bambang menjelaskan, inovasi implan yang dikembangkan BPPT sudah sangat bersih. Meski diakuinya ada perusahaan lain yang mengembangkan, tapi produk implan tulang yang dikembanhkan BPPT sudah dalam tahap komersial dan dijual e-catalog.

"Masih sangat besar mengembangkan produk implan di Indonesia. Tapi dengan catatan konsumen merespons dengan baik. Seeprti dokter. Kami akan terus meningkatkan komunikasi dengan dokter tulang supaya lebih terbisa dengan implan dalam negeri," kata dia.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berjanji pihaknya akan membantu agar inovasi implan tulang dapat dibeli industri kesehatan di wilayahnya. Mantan Bupati Trenggalek itu mengungkapkan, pihaknya juga punya program belanja inovasi untuk mendukung inovasi-inovasi yang ada di Jatim

"Bayangannya ada PP 38 2017 yang memungkinkan standar untuk dikembalikan produk inovasi. Kita harapkan ada keberpihakan APBD," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement