REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menginisiasi rencana aksi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pemanfaatan beras bervitamin guna percepatan pencegahan dan penanganan stunting serta anemia. Hal itu diwujudkan dalam pelaksanaan seminar sehari dengan tema Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting dan Anemia di Indonesia melalui Beras Bervitamin di Gedung Serba Guna Oryza, Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Rabu (11/12).
Wakil Direktur Utama Perum Bulog Gatot Trihargo menyampaikan Bulog siap bekerja sama dengan semua pihak, baik dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang memiliki tujuan yang sama untuk penyediaan tambahan gizi bagi masyarakat, maupun dengan konsumen di setiap lini untuk penyediaan pangan sehat bergizi.
Kata Gatot, beras fortifikasi diharapkan menjadi jembatan integrasi kebijakan antar program pemerintah sehingga dapat mengurangi serta menangani prevalensi stunting dan anemia di Indonesia melalui integrasi dengan program BPNT, pengelolaan CBP serta program pangan lainnya.
"Dengan integrasi kebijakan, diharapkan dapat menghasilkan SDM berkualitas dan mampu menjadi motor penggerak pembangunan bangsa yang kreatif, produktif dan berdaya saing tinggi," ujar Gatot.
Berbicara fortifikasi pangan di Indonesia, kata Gatot, bukan hal yang baru. Pada 1986, pemerintah melalui Kemenkes telah berhasil mengatasi masalah penyakit gondok melalui kebijakan yang mewajibkan fortifikasi garam dengan Iodium. Pada 2003, pemerintah juga telah mewajibkan fortifikasi Tepung Terigu dengan enam jenis vitamin dan mineral.
"Fortifikasi Minyak Goreng dengan Vitamin A juga sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu dan sedang dalam proses untuk diwajibkan," lanjut Gatot.
Terkait dengan tugas Bulog untuk mendukung program pemerintah dalam intervensi gizi sensitif melalui peningkatan akses pangan bergizi, ucap Gatot, Bulog telah berinovasi dengan menyiapkan beras fortifikasi yang salah satunya dapat disalurkan kepada masyarakat berpendapatan rendah dengan harapan dapat semakin berdaya ungkit untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat.
"Beras fortifikasi atau beras bervitamin yang akan disalurkan Bulog merupakan beras sehat yang diperkaya dengan beberapa mikronutrien seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, zat besi dan seng (Zn)," kata Gatot.
Seminar ini juga dihadiri 350 orang peserta perwakilan dari kementerian dan pemerintah daerah. Gatot menjelaskan seminar ini bertujuan membangun pemahaman peserta mengenai stunting dan anemia, penyebab dan dampaknya, membangun kesepahaman tentang beras bervitamin (beras fortifikasi), proses produksi dan rencana pengembangan kernel sebagai local production serta membangun kesepahaman pentingnya integrasi antarprogram pemerintah dalam percepatan pencegahan dan penanganan stunting serta anemia, juga terhadap ketahanan pangan.
"Harapannya kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi semua, terutama dalam terwujudnya ketersediaan dan keterjangkauan pangan yang sehat dan bergizi bagi seluruh masyarakat Indonesia," ucap Gatot.