Rabu 04 Dec 2019 07:48 WIB

Bermodus Pengantin Pesanan, WNA Selundupkan Perempuan Cimahi

Tersangka mencari perempuan Cimahi dan diimingi uang untuk menikahi lelaki China

Rep: Djoko Suceno/ Red: Esthi Maharani
Perdagangan manusia/ilustrasi
Foto: UsAFE
Perdagangan manusia/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG —Tim Gabungan dari  Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandung, Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat,  dan BAIS TNI, berhasil mengungkap kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan warga negara asing (WNA) asal China. Dalam kasus ini, petugas berhasil menangkap dua tersangka. Keduanya yaitu EM (36 tahun) WNI dan JS (30) WNA asal China.

‘’Ini merupakan hasil pengembangan kasus sebelumnya,’’ kata Kasi Intelijen dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Bandung, Yosa Anggara kepada para wartawan, Selasa (3/12).

Menurut Rudi, kedua tersangka melakukan aksi kejahatannya dengan modus ‘pengantin pesanan’. Keduanya mencari perempuan asal Kota Cimahi yang diiming-imingi sejumlah uang agar mau menikah dengan lelaki asal China. Tersangka JS yang mengantongi Paspor No EC0200200 masuk ke Indonesia dengan menggunakan visa kunjungan melalui Bnadara Soekarno-Hatta. Namun dalam kenyataannya, tersangka EM mencari perempuan asal Kota Cimahi. 

‘‘Dalam kasus ini, terjadi pelanggaran Keimigrasian sebagaimana diatur dalam UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Visa kunjungan tidak sesuai dengan kegiatan di sini,’’ kata dia.

Sedangkan tersangka JS, lanjut Rudi,  bertugas membawa seorang laki-laki berkebangsaan China yang akan dinikahkan dengan perempuan asal Indonesia. Berdasarkan hasil pemeriksaan, kedua tersangka mengakui telah melakukan praktik perjodohan antara pihak warga China dan Indonesia. Sang perempuan kemudian dibawa ke China.

’’Tersangka JS menunjukkan foto calon pengantin pria kepada perempuan asal Kota Cimahi. Korban diiming-imingi sejumlah uang jika mau dinikahi oleh lelaki asal China,’’ ujar dia.

Tim gabungan, sambung Rudi, telah mengungkap ada dua korban perempuan asal Kota Cimahi yang menjadi korban praktik kejahatan ini. Dalam berkomunikasi antara WNI dan WNA China menggunakan bantuan teknologi Google Translate. Kedua korban tersebut, imbuh dia, berstatus sebagai mahasiswi dan satu lagi pegawai swasta.

Dalam kasus ini, tersangka EM dijerat dengan Pasal 120 Ayat 1 UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke 1 KUHP atau Pasal 120 Ayat 2 UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimgrasian Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke 1 KUHP atau Pasal 122 huruf (b) UU No 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Sedangkan tersangka JS dijerat dengan Pasal 120 Ayat 1 UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke 1 KUHP atau Pasal 120 Ayat 2 UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimgrasian Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke 1 KUHP atau Pasal 122 huruf (a) UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement