Selasa 03 Dec 2019 14:53 WIB

Menteri Edhy tidak Takut Produksi Ikan Nasional Kebanyakan

Indonesia baru menggarap potensi ikannya 10 persen saja.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengaku tidak takut jika produksi ikan nasional akan terlalu banyak menyusul besarnya potensi perikanan Indonesia. Edhy beralasan menyimpan ikan jauh lebih mudah ketimbang menyimpan beras.

"Menyimpan ikan itu lebih mudah dibanding beras, cuma butuh cold storage. Cold storage hanya butuh listrik. Banyak cerita katanya dulu pake genset dan sekarang pakai PLN, ternyata lebih murah. Dulu pakai genset pun kita mampu menutupi," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam gelaran Digifish 2019 di Jakarta, Selasa (3/12).

Baca Juga

Edhy Prabowo mengungkapkan hal tersebut saat menjelaskan bahwa sebagai negara pemilik garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia baru memanfaatkan 10 persen saja bidang perikanan dan kelautannya.

"Itu pun belum optimal. Kalau kita fokus di 10 persen itu saja, penyerapannya akan jauh lebih terasa. Masih ada 90 persennya. Ini perlu didorong dan ini peran pemerintah untuk mendukungnya," kata Menteri Kelautan dan Perikanan itu.

Dengan potensi sebesar itu, Edhy Prabowo membayangkan jika suatu saat Indonesia memiliki cadangan perikanan hingga 10 juta ton. Tentu Indonesia akan jadi perhitungan dunia.

Ia pun meyakini pasar dalam negeri terbuka luas untuk menyerap potensi tersebut. Namun, ada dua masalah yang jadi sorotan dalam pengembangan pasar perikanan di dalam negeri yakni distribusi serta daya beli masyarakat terhadap produk perikanan.

"Kebutuhan ikan tinggi, tapi kendala ikan sampai ke rumah tangga itu ada dua, yakni soal membawa ikannya secara logistik dan bagaimana agar masyarakat ini punya kemampuan agar mereka bisa beli ikan," kata Edhy Prabowo.

Ia menambahkan potensi perikanan juga tidak terbatas pada garis pantai yang dimiliki negara. Pasalnya perikanan budi daya kolam air tenang hingga sungai juga potensial digarap.

"Perikanan di darat, sungai, belum lagi mix pertanian dengan ikan. Sudah ada jenis lobster air tawar yang bisa tumbuh di sawah tanpa merusak padi," kata Edhy Prabowo.

Pihaknya siap membangun industri perikanan, baik budi daya maupun tangkap yang berkelanjutan. Hal itu juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan subsektor perikanan budi daya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement