Rabu 27 Nov 2019 15:12 WIB

Kepala Daerah Jateng Diminta Waspadai Teror Tawon Endhas

Kabupaten Klaten menjadi daerah dengan teror tawon endhas terbanyak.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Tawon endhas atau Vespa affinis.
Foto: Wikipedia
Tawon endhas atau Vespa affinis.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo perintahkan kepala daerah untuk mengonsolidasikan upaya kewaspadaan serangan tawon endhas atau Vespa affinis. Gubernur ingin daerah yang wilayahnya sudah pernah mendapat serangan tawon gencar melakukan patroli di daerah-daerah yang terindikasi jadi sarang tawon.

Jatuhnya korban jiwa menjadi alasan Gubernur untuk mewaspadai ancaman tersebut. “Kabupaten yang paling parah terkena serangan tawon endhas adalah Klaten,” kata Ganjar, di Semarang, Rabu (27/11).

Baca Juga

Sejak tahun 2016, jelasnya, Pemerintah kabupaten (Pemkab) Klaten mencatat laporan adanya temuan 667 kasus serangan tawon endhas hingga telah mengakibatkan 10 orang korban meninggal dunia.

Sementara laporan dari Kabupaten Pemalang serangan tawon jenis ini juga telah mengakibatkan sembilan orang meninggal sejak tahun 2018. “Selain Klaten dan Pemalang, serangan tawon ini juga dilaporkan meresahkan warga Kabupaten Kudus, Sukoharjo dan Boyolali,” jelasnya.

Dalam satu tahun terakhir, lanjut Gubernur, di Kabupaten Kudus terdapat empat kasus serangan tawon endhas. Sementara di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 400 sarang telah dimusnahkan dalam satu tahun ini.

Bahkan dalam beberapa bulan terakhir di Kabupaten Boyolali setiap malam ada dua atau tiga permintaan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk memusnahkan sarang tawon tersebut.

Maka, tindakan yang paling gampang dilakukan sekarang harus ada patroli sarang tawon endhas. “Saya sudah coba kontak dengan bupati agar ada patroli, tawon- tawon ini ada di mana,” tambah Ganjar.

Jika sudah dilakukan patroli dan ternyata pemerintah kabupaten tidak sanggup untuk mengatasi ancaman tersebut, maka Gubernur siap menerjunkan tim untuk membantu. Namun orang nomor satu di Jawa Tengah ini meminta agar pemkab terlebih dulu bergerak cepat untuk mengatasi teror tersebut agar masyarakat tidak semakin resah.

“Soal ‘teror’ tawon ini, saya butuh dari inisiatif dari pemkab. Kalau pun kemudian diperlukan bantuan dari kita, kita siap turun tangan dan beberapa dinas sudah saya sampaikan secara lisan mereka siap membantu,’ tegasnya.

Gubernur menambahkan, gerak cepat tersebut minimal daerah sudah bisa menetapkan apakah kondisi sudah cukup darurat atau belum. Dengan penetapan kondisi tersebut, pihak- pihak lain baru bisa turut terjun membantu termasuk pada ilmuwan.

Karena persoalan ini juga sudah didiskusikan dengan bupati masing-masing, terkait dengan langkah yang harus segera diambil dan sifatnya darurat. Termasuk segera dicarikan pakar yang tahu betul dengan tawon jenis tersebut.

Untuk serangan di Klaten, para ilmuan dari Universitas Gajahmada (UGM) siap membantu. Minimal menghubungkan pemkab setempat dengan ahli biologi agar bisa ditelaah secara ilmiah.

Dengan begitu penanganan teror tawon jenis ini bisa dilakukan dengan tepat. “Ahli biologi di UGM sudah siap untuk mencari sumbernya dan bagaimana menangani itu,” tambahnya.

Karena ilmuan bisa menganalisa ada apa dengan fenomena ini. Apakah keberadaan manusia sudah mengganggu atau sebab alam yang sekarang ini sudah semakin berubah hingga masalah ini bisa mengantisipasi

“Kalau tidak, bagaimana cara memproteksi diri sehingga perlu alat yang bisa dengan gampang yang bisa melindungi diri dari serangan tawon endhas ini agar tidak jatuh korban jiwa lagi,” kata Ganjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement