Rabu 20 Nov 2019 00:45 WIB

Suhu Bandung Saat Musim Hujan Hingga 34,4 Derajat Celsius

Hujan yang turun masuk kategori sporadis.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ani Nursalikah
Warga memadati Alun-alun Masjid Raya bandung, Jawa Barat, Jumat (7/6/2019).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warga memadati Alun-alun Masjid Raya bandung, Jawa Barat, Jumat (7/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Walaupun sebagian wilayah di Provinsi Jawa Barat sudah memasuki musim penghujan, tapi suhu sejumlah kota, termasuk Bandung justru panas. Menurut Staf Data dan Informasi Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Gerofisika (BMKG) Bandung, Yan Firdaus, memasuki musim penghujan, suhu di Bandung bisa mencapai 34,4 derajat Celsius.

"Sekarang belum memasuki rektor tertingginya. Tapi cukup panas," ujar Yan di acara Jabar Punya Informasi di Gedung Sate, Selasa (19/11).

Baca Juga

Namun, kata dia, pada malam atau pagi hari, suhu udara di Bandung juga bisa sangat dingin. BMKG pernah mencatat suhu udara sempat menyentuh 11 derajat Celsius.

Berdasakan pantauan BMKG, masuknya musim hujan di Jabar akan dimulai pada daerah sebelah selatan seperti Pangandaran, Cianjur, Sukabumi, dan Tasikmalaya. Kemudian perlahan bergerak ke arah utara hingga Subang dan Indramayu.

Namun, kata dia, semua ini berjalan perlahan. Meski sudah ada hujan di sejumlah daerah, tapi hujan itu masuk dalam kategori sporadis di mana hujan hanya terjadi dalam satu hari dengan intensitas besar untuk kemudian tidak hujan selama beberapa saat.

Yan mengimbau masyarakat mewaspadai kondisi cuaca ekstrem. Kondisi ini akan terjadi diperkirakan sampai akhir Desember 2019 dan masuk ke Januari 2020.

"Ada awan semakin besar, dan awan ini dampaknya tinggi pada risiko angin besar," kata Yan.

Dengan adanya kemungkinan angin besar, kata dia, BMKG meminta masyarakat waspada ketika berada di dekat pohon besar karena ditakutkan adanya pohon tumbang efek angin tersebut.

Selain angin kencang, BMKG pun mengimbau masyarkat mulai membersihkan lingkungan sekitar mengantisipasi hambatan air di gorong-gorong yang bisa menimbulkan banjir. Dengan aliran air yang lebih cepat menuju sungai maka bencana banjir bisa diminimalisir.

"Kita harus mengantisipasi bencana, kalau begitu nanti bencana dengan sendirinya akan berkurang," katanya. N

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement