REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyinggung pertemuan antara Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang membuat wajah Surya Paloh terlihat lebih cerah. Mendengar hal tersebut, Nasdem mengaku tak tersindir dengan pidato tersebut.
"Nasdem tidak merasa tersindir. Bahkan Nasdem memahami ini bentuk kedekatan saja," ujar Sekretaris Fraksi Nasdem di DPR Saan Mustofa di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11).
Nasdem merasa bahwa pidato tersebut merupakan bentuk kedetakan Jokowi dan Surya Paloh. Sebab, mantan gubernur DKI Jakarta itu mengerti maksud dari safari politik yang dilakukan oleh Surya.
"Kita pahami juga pertemuan Pak Surya dengan PKS itu dalam konteks pemahaman Pak Jokowi cukup strategis. Artinya dari sisi koalisi, itu penting untuk membangun hubungan dengan partai di luar koalisi," ujar Saan.
Selain itu, Nasdem juga tak khawatir karena Surya selalu berkomunikasi dengan Jokowi terkait safari politiknya. Saan mengatakan, partainya akan tetap melakukan pertemuan dengan partai-partai yang berada di luar pemerintah.
"Kita akan tetap jalan membangun hubungan dengan partai-partai non-koalisi. Setelah kongres mungkin akan ada kesempatan dilakukan. Karena penting ada komunikasi dan di luar pemerintahan," ujar Saan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir pertemuan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dan Presiden PKS Sohibul Iman beberapa hari lalu. Saat memberikan sambutan dalam acara HUT ke-55 Partai Golkar, di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/11), Jokowi menyebut wajah Surya Paloh lebih cerah setelah pertemuan tersebut.
"Bapak Surya Paloh yang kalau kita lihat malam hari ini beliau lebih cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," kata Jokowi.
Merespons sindirian Jokowi itu, Surya mengaku tak khawatir. Ia pun menegaskan, koalisi pendukung Jokowi masih solid.
"Tidak, saya merasa itu. Kalau itu dianggap suatu warning ya saya pikir terlalu naif kita. Sayanglah, kemajuan berdemokrasi begitu jauh sudah kita miliki ya kan," ujar Surya