Rabu 23 Oct 2019 18:13 WIB

Nadiem Ungkap Tiga Alasan Dipilih Jadi Mendikbud

Nadiem Makarim menjabat sebagai mendikbud dalam Kabinet Indonesia Maju.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim saat acara lepas jabatan Kemendikbud di Garaha Utama Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Foto: Thoudy Badai
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim saat acara lepas jabatan Kemendikbud di Garaha Utama Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendikbud Nadiem Makarim menyadari dirinya tak memiliki latar belakang sektor pendidikan. Namun, ia mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga alasan yang menjadi latar belakang penunjukannya sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud).

"Alasan kenapa saya terpilih walaupun saya bukan dari sektor pendidikan adalah pertama saya lebih mengerti, belum tentu mengerti, tapi lebih mengerti apa yang akan ada di masa depan kita," katanya setelah acara pelantikan menteri di Istana Negara Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Nadiem, yang dikenal sebagai pembangun perusahaan teknologi Gojek, dinilai mampu mengantisipasi tantangan masa depan, termasuk yang berkenaan dengan kebutuhan lingkungan pekerjaan pada masa mendatang. Ia menegaskan, yang dijalankannya ialah visi Presiden

"Bukan visi saya. Link and match itu akan menyambung apa yang dilakukan di institusi pendidikan dengan apa yang dibutuhkan di luar institusi pendidikan, agar bisa adaptasi dengan segala perubahan itu," kata pria yang lahir di Singapura pada 4 Juli 1984 itu.

Alasan berikutnya berhubungan dengan pentingnya peran teknologi dalam mendukung pengembangan 300 ribu sekolah dan 50 juta murid di Indonesia.

"Mau enggak mau peran teknologi akan sangat besar dalam semuanya, kualitas, efisiensi, dan administrasi sistem pendidikan sebesar ini ya, jangan lupa ini empat terbesar di dunia sistem pendidikan ini, jadi peran teknologi sangat penting," katanya.

Alasan yang ketiga, menurut dia, lantaran Presiden memerlukan sosok yang inovatif yang bisa mendobrak, yang tidak melakukan segala sesuai sebagaimana biasa.

"Mohon dukungan para milenial karena saya mewakili satu-satunya milenial di kabinet, jadi mohon dukungan teman-teman milenial," kata alumnus Harvard Business School itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement