REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Panglima TNI 1999-2000 Jenderal (Purn) Fachrul Razi mengaku berdiskusi mengenai sumber daya manusia (SDM) saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Namun, Fachrul tak tahu posisi yan akan dijabatnya dalam Kabinet Kerja II.
"Saya diminta bergabung dalam Kabinet Kerja jilid II, posisinya apa saya tidak tahu yang jelas banyak bercerita soal keamanan, pendidikan, masalah pembangunan sumber daya manusia, saya sulit menebak SDM," kata Fachrul seusai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kerpesidenan Jakarta, Selasa (22/10) siang.
Fachrul pun menunggu hingga Rabu (23/10) mengenai kepastian posisinya dalam kabinet. "Tunggu saja besok, tapi tadi saya banyak bicara pembangunan SDM ke depan agar jauh lebih maju dibanding kondisi sebelumnya," ungkap Fachrul.
Fachrul mengaku mewakili kalangan profesional di kabinet. "Saya bukan mewakili partai, tapi ya mungkin saya profesional ya saya kira itu," tambah Fachrul.
Terkait hubungannya dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kemarin ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan oleh Presiden Jokowi, Fachrul menilai hal itu memang bidangnya. "Saya kira tidak apa-apa karena memang bidangnya dia," ucap Fachrul.
Seperti diketahui, Surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP) berisi rekomendasi pemberhentian Prabowo Subianto sebagai TNI menunjukkan para perwira yang menyidangkan Prabowo. Surat ditetapkan 21 Agustus 1998 oleh DKP yang diketuai Jenderal Subagyo HS, Wakil Ketua Jenderal Fachrul Razi, Sekretaris Letjen Djamari Chaniago. Kemudian sebagai anggota Letnan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Yusuf Kartanegara, Letjen Agum Gumelar dan Letjen Ari J Kumaat.
"Saya dengan Pak Prabowo biasa-biasa saja, ketemu peluk-pelukan, makan sama-sama, tidak ada yang aneh dalam sistem yang terbangun karena baik masalah kedinasan, pribadi tidak terganggu, kalau saya tidak setuju dengan komandan ya saya katakan tidak pas, tapi tidak membuat hubungan saya jadi jelek," tutur Fachrul.
Pada hari ini, Presiden Jokowi sudah memanggil 19 orang untuk diajak berdiskusi di Istana Kepresidenan.
Mereka adalah:
1. Menteri Keuangan 2016-2019 Sri Mulyani
2. Gubernur Sulawesi Selatan 2008-2018 Syahrul Yasin Limpo
3. Menteri Sosial 2018-2019 Agus Gumiwang Kartasasmita
4. Anggota Komisi VI DPR PDI Perjuangan Juliari Batubara
5. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014-2019 Siti Nurbaya
6. Plt Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa
7. Menteri PUPR 2014-2019 Basuki Hadimuljono
8. Wakil Panglima TNI 1999-2000 Jenderal (Purn) Fachrul Razi
9. Kader Partai Kebangkitan Bangsa Ida Fauziah (anggota DPR-RI pada 1999-2018)
10. Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia
11. Anggota DPR 2014-2019 dari fraksi Partai Golkar Zainuddin Amali
12. Ketua DPRD Jatim periode 2014-2019 Abdul Halim Iskandar (PKB)
13. Menteri Hukum dan HAM 2014-2019 Yasonna Laoly
14. Menteri Perhubungan 2016-2019 Budi Karya Sumadi
15. Menteri Agraria dan Tata Ruang 2016-2019 Sofyan Djalil
16. Kepala Staf Kepresidenan 2017-2019 Moeldoko
17. Menteri Dalam Negeri 2014-2019 Tjahjo Kumolo
18. Kepala Bappenas 2016-2109 Bambang Brodjonegoro
19. Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate
Sebelumnya pada Senin (21/10) juga telah hadir:
1. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD
2. CEO dan pendiri Gojek Nadiem Makarim
3. Komisaris Utama NET Mediatama Televisi Wishnutama,
4. pendiri Mahaka Group Erick Thohir,
5. Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian,
6. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto
7. Menteri Sekretaris Negara Pratikno
8. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto
9. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo
10. Fajrul Rachman
11. Nico Harjanto.