REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fadjroel Rachman, pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2014 lalu, kini ditawari masuk ke dalam tubuh pemerintahan periode 2019-2024. Meski begitu, belum pasti jabatan apa yang akan diduduki komisaris utama PT Adhi Karya ini.
Seusai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Senin (21/10) siang, Fadjroel mengaku belum mengetahui apakah dirinya harus mundur dari jabatan komisaris atau tidak.
"Komisaris utama Adhi Karya tidak, untuk sementara ini belum ada kepastian soal itu, tapi nanti akan dibicarakan lebih jauh mengenai soal tugas yang akan diberikan, apakah harus mundur atau tetap," kata Fadjroel di Istana Negara.
Penjelasan Fadjroel memberi sinyal bahwa jabatan yang akan diterimanya nanti berupa jabatan yang tidak mengharuskan dirinya melepas kursi komisaris Adhi Karya. Dari pengalaman pemerintahan 2014-2019, memang ada pejabat di sekeliling Jokowi yang merangkap komisaris di sejumlah perusahaan pelat merah.
Misalnya, Teten Masduki yang menjabat Koordinator Staf Khusus Presiden sekaligus Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog. Lalu ada pula Diaz Hendropriyono sebagai staf ahli presiden sekaligus komisaris Telkomsel.
"Memang ada tugas yang disampaikan oleh beliau (Jokowi), tetapi mengenai bentuk tugasnya nanti akan diumumkan secara langsung saja, diberitahukan saja oleh presiden," kata Fadjroel.
Fadjroel sendiri menyatakan bersedia menerima penugasan yang diberikan Jokowi selanjutnya. Fadjroel, yang mendukung Jokowi dalam pilpres 2014 lalu, memang dipilih menjadi komisaris utama Adhi Karya melalui RUPS tahun 2015.