Sabtu 12 Oct 2019 08:30 WIB

Perantau Minang di Wamena Mulai Berdagang

Pemerintah mulai rehabilitasi/rekonstruksi Wamena pekan ketiga Oktober.

Sejumlah pedagang berjualan di Pasar Tradisional Sinakma, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Jumat (11/10/2019).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah pedagang berjualan di Pasar Tradisional Sinakma, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Jumat (11/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG-- Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengatakan, saat ini sebanyak 213 warga perantau Minang yang ada di Wamena, Papua, sudah kembali beraktivitas seperti biasa. Mayoritas perantau Minang di Wamena bekerja sebagai pedagang barang sembako.

"Kan yang bertahan di Wamena ada 213 (perantau Minang). Saya cek ke ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) di sana, kalau mereka sudah mulai dagang kembali," kata Nasrul Abit di Padang, Jumat (11/10).

Baca Juga

Setelah tragedi Wamena kemarin, ada 1.470 perantau Sumbar eksodus dari Papua. Sebanyak 702 orang memilih pulang ke Sumbar, sisanya ada yang tinggal di Jakarta, Bali, dan beberapa provinsi lainnya. Ada juga perantau Minang di Wamena yang memilih pindah permanen ke provinsi lain untuk membuka kehidupan baru.

Sebanyak 213 orang memilih tetap bertahan di Wamena karena memiliki aset yang masih bisa dilindungi. Perantau Minang yang bertahan ini yakin dengan jaminan keamanan dari pemerintah.

Nasrul menyebut Pemprov Sumbar akan menyalurkan bantuan hasil dari penggalangan dana dari berbagai pihak bagi korban tragedi Wamena, baik korban yang sudah pulang kampung maupun yang bertahan di Wamena.

Nasrul menyebutkan, sekarang sudah tidak ada lagi warga yang akan eksodus dari Wamena. Ia berharap warga yang bertahan tidak berubah pikiran untuk ikut pulang kampung. Karena pulang ke kampung halaman, menurut dia, belum tentu ada jaminan akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. "Satu orang saya dengar bahkan sudah ingin kembali lagi ke Wamena untuk kembali buka usaha di sana," ucap Nasrul.

photo
Pedagang menawarkan tas tradisional Papua (Noken) di Pasar Tradisional Tolikelek, Kota Wamena, Kabupaten jayawijaya, Papua, Kamis (10/10/2019).

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mengunjungi Wamena, Papua, dalam waktu dekat. Kunjungan ke Wamena akan dilakukan dalam satu rangkaian kunjungan ke Papua, termasuk meninjau progres pembangunan di Sentani pascabanjir bandang yang melanda wilayah tersebut pada Maret 2019.

"Kami akan meninjau yang banjir di Sentani dan Wamena dan kabupaten yang lain," ujar Jokowi di sela-sela menerima kunjungan siswa-siswi SD Inpres Kemiri, Sentani, Jayapura, di Istana Merdeka, Jumat (11/10). Meski begitu, Jokowi belum bisa memastikan, waktu agenda kunjungan kerja tersebut bisa dilakukan. "Masih dalam perencanaan di Sekretariat Negara," kata Jokowi singkat.

Pemerintah menargetkan, memulai rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan-bangunan yang rusak akibat kerusuhan di Wamena, Papua, pada pekan ketiga Oktober 2019. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan, fokus pemerintah saat ini adalam proses pembersihan puing dan sisa demonstrasi yang berujung ricuh pada 23 September 2019.

Tercatat ada 10 kantor pemerintah yang rusak berat, di antaranya kantor Sekretariat Daerah, Badan Pengelola Keuangan, kantor Inspektorat, Dinas Komunikasi dan Informasi, Satpol PP, Badan Lingkungan Hidup, PLN, KUA, hingga Dinas Perhubungan.

Selain bangunan rusak berat, tercatat pula ada 34 bangunan yang mengalami rusak ringan dengan perincian delapan gedung kantor dan 26 gedung sarana pendidikan. Pemerintah juga mencatat, ada 450 rumah toko (ruko) dan 165 rumah yang rusak akibat dibakar massa. n febrian fachri/sapto andika candra, ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement