Senin 07 Oct 2019 10:37 WIB

Jokowi dan Kiai Said Masuk 50 Tokoh Muslim Berpengaruh

Umara dan ulama itu dinobatkan oleh Pusat Studi Strategis Islam Kerajaan Jordania.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.
Foto: Dokumen Said Aqil Siroj Institute
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj masuk dalam daftar 50 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia. Umara dan ulama tersebut dinobatkan oleh Pusat Studi Strategis Islam Kerajaan Jordania.

"Selamat untuk Pak Jokowi dan Kiai Said Aqil Siroj. Keduanya dinobatkan Pusat Studi Strategis Islam Kerajaan Jordania sebagai Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia," ujar Ketua PBNU, Robikin Emhas dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Senin (7/10).

Baca Juga

Oleh lembaga yang sama, Jokowi sebelumnya masuk di peringkat 16. Tapi sekarang naik menjadi urutan ke-13. Sementara itu, Kiai Said sebelumnya menjadi Muslim paling berpengaruh di dunia di urutan ke-19, dan sekarang naik satu peringkat dibandingkan satu tahun sebelumnya.

Pemimpin negara Muslim lain yang termasuk 50 tokoh paling berpengaruh di dunia antara lain Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud yang berada di peringkat keempat dan Presiden Erdogan di urutan ke-6. Sementara, tokoh agama lainnya yang paling berpengaruh adalah Grand Syekh dari Mesir, Ahmad Muhummad Al-Tayyeb yang berada di peringkat ke-14.

Robikin mengatakan, patut disyukuri bahwa Presiden Jokowi yang memimpin negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia ini mendapat apresiasi dari dunia. Demikian juga dengan Kiai Said, kata dia, sebagai pemimpin ormas Islam dengan jumlah anggota 98,9 juta juga diakui kiprahnya oleh dunia.

Menurut Robikin, tidak mudah mengelola pemerintahan dan organisasi di negara dengan 17.504 pulau, 1.340 kelompok etnik dan suku bangsa dan 642 bahasa daerah ini. Dengan tingkat pluralitas yang begitu tinggi seperti Indonesia, kata dia pemimpin negara dan tokoh masyarakat sipil harus sanggup mengelola kemajemukan sebagai suatu kekuatan.

"Mengedepankan sikap moderat dan toleran adalah kunci agar hormoni sosial terawat dengan baik. Hemat saya Presiden Jokowi dan KH Said Aqil Siroj telah membuktikan semua itu," kata Robikin.

Robikin menambahkan, penobatan Presiden Jokowi dan Kiai Said tersebut harus dimaknai juga sebagai bentuk apresiasi terhadap seluruh warga negara Indonesia pada umumnya dan masyarakat muslim pada khususnya. "Semoga akan menjadi inspirasi bagi komponen masyarakat lainnya dan semakin meneguhkan komitmen kedua tokoh untuk berkiprah lebih baik lagi," jelas Robikin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement