Sabtu 05 Oct 2019 15:23 WIB

Gatot Nurmantyo: Jangan Benturkan TNI dan Polri

Dalam kondisi tertib sipil polisi adalah tangan kanan presiden dan TNI adalah kiri.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menuturkan, peran TNI dan Polri adalah sebagai tangan kiri dan kanan presiden yang dapat berubah tergantung keadaan. Gatot pun berpesan agar tidak membenturkan TNI dan Polri. 

"Polri adalah tangan kanan presiden dalam kondisi tertib sipil, TNI tangan kirinya presiden, tapi dalam kondisi darurat militer (jadi) terbalik, TNI tangan kanan dan Polri tangan kiri presiden," kata Gatot kepada wartawan usai menghadiri upacara peringatan HUT ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (5/10).

Baca Juga

Gatot menegaskan, kedua lembaga negara itu memiliki peran penting bagi keamanan dan ketertiban bangsa. Sehingga dia meminta kepada semua pihak agar tidak membenturkan TNI dan Polri. 

"Jadi dua-duanya memiliki peran penting bagi berbangsa dan bernegara dan jangan mau dibenturkan. Kalau dibenturkan, maka presiden akan kehilangan kedua tangannya," ujar Gatot.

Dalam rangka memperingati HUT ke-74 TNI, Gatot juga mengajak seluruh prajurit untuk melakukan introspeksi dan evaluasi dalam menjalankan tugas. Baik itu ucapan, sikap, maupun tindakan. "Sebagai prajurit melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sudah menjiwai dan mengacu kepada sumpah prajurit Sapta Marga dan laporan wajib TNI," papar Gatot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement