BOGOR, AYOBANDUNG.COM--Pemerintah Kota Bogor mendukung Kebun Raya Bogor (KRB) menjadi situs warisan dunia (world heritage site) oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan tidak sekedar dukungan moral, Pemkot Bogor juga akan berupaya menyelaraskan setiap pembangunan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan bagi Kebun Raya Bogor dan sekitarnya.
“Ini sinkron dengan program Pemkot Bogor yang fokus pada penataan kota pusaka diiringi juga dengan penataan kawasan seputar Istana dan Kebun Raya,” ujar Bima, Kamis (12/9/2019).
Ia menambahkan, pembangunan tersebut bukan saja untuk melengkapi secara teknis berkas-berkas yang diperlukan untuk menuju Kebun Raya Bogor sebagai world heritage site. Tapi program pembangunan yang dilakukan Pemkot juga sinkron dengan identitas kota pusaka.
“Kita ingin ke depan Kebun Raya ini menjadi warisan dunia yang menjadi kebanggaan kita bersama. Sehingga bisa menjadi daya tarik utama dan identitas Kota Bogor,” katanya.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati mengatakan pihaknya mengapresiasi Pemkot Bogor yang mendukung pengusulan Kebun Raya Bogor menjadi world heritage site oleh UNESCO.
“Ada dukungan, dukungannya lebih konkret lagi, misalnya kami minta KRB itu masuk di RTRW yang baru. Jadi memang untuk kawasan KRB dan sekitarnya akan diselaraskan pembangunannya sesuai dengan tugas fungsi KRB sebagai pusat konservasi, penelitian, ekowisata, pendidikan lingkungan dan jasa lingkungan,” kata Enny.
Kedua, lanjutnya, Pemkot Bogor akan membantu memfasilitasi keterbatasan lahan parkir bagi pengunjung yang akan ke KRB. Selain itu, disebutkan juga bahwa Pemkot Bogor akan menyelaraskan pembangunan dengan radius 1 kilometer dari Kebun Raya.
“Ternyata ini sudah sesuai dengan rencana Bappeda bahwa nanti akan ada park and ride, ada underpass untuk akses penyeberang menuju KRB. Lalu dalam RPJMD Kota Bogor disebut juga KRB termasuk kawasan khusus, kawasan spesifik yang tidak bisa diotak-atik lagi. Bahkan, statusnya lebih tinggi dari Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kan kalau RTH masih boleh ada bangunan 10 persen, tapi ini tidak,” kata Enny.
Menurut Enny akan banyak benefit atau keuntungan jika KRB nantinya masuk dalam world heritage site yang ditetapkan UNESCO.
"Jika masuk dalam world heritage, nanti yang mikirin KRB untuk konservasi, pelestariannya bukan hanya kita, bukan hanya Indonesia, tapi dunia ikut membantu memikirkan. Kedua, dengan dipikirkan oleh dunia, jadi kalau ada yang merusak, dunia akan melawan. Kalau kita mencari pendanaan pun akan mudah karena itu jaringan dunia. Ketiga, dengan penobatan oleh UNESCO, pasti akan menarik pengunjung lebih banyak. Benefit lain juga banyak tentunya, tapi paling tidak itu,” pungkasnya.