REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar tengah menjadi sorotan lantaran kisruh yang terjadi di internal partai belakangan ini. Wakil Koordinator bidang Pratama (Wakorbid) Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) enggan berkomentar terkait apa yang terjadi di partai berlambang beringin tersebut.
"Saya tidak monitor karena saya calon ketum Partai Golkar dan belum jadi ketum, nanti saya jawab kalau sudah jadi ketum," kata Bamsoet di Jakarta, Sabtu (24/8).
Ia juga mengaku tidak mengetahui adanya peristiwa pelemparan bom molotov di DPP Partai Golkar pada Kamis (22/8) lalu. "Emang ada bom molotov? Saya nggak dengar ada bom molotov. Jangan-jangan bom molotov diciptakan sendiri kan bisa saja," katanya.
Sebelumnya ratusan massa Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) mendatangi kantor DPP Partai Golkar di Slipi, Jakarta Barat, Kamis (22/8). Mereka menuntut DPP Partai Golkar segera menggelar rapat pleno.
Wakil Ketua AMPG Novel Hilabi sempat bernegosiasi agar pengurus AMPG dan sejumlah pengurus pleno DPP diizinkan masuk ke dalam kantor DPP. Namun, berdasarkan informasi atas perintah Sekjen Partai Golkar, mereka tidak diperkenankan masuk.
"DPP Partai Golkar ini rumah kita. Kenapa AMPG yang jelas merupakan organisasi dibawah Partai Golkar tidak boleh masuk ke DPP Partai Golkar yang katanya rumah kita semua. Ada apa ini? Kita mau masuk rumah sendiri malah dilarang?," ujar Wakil Ketua AMPG Novel Hilabi.
Massa sempat bertahan hingga Jumat pagi. Polisi juga terlihat bersiaga untuk menghindari keributan.