REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya, Jawa Timur, meminta para mahasiswa asal Papua khususnya yang tinggal di asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya untuk tetap tenang. Ini karena mereka tetap diterima di Kota Pahlawan, Jawa Timur.
"Untuk menjaga kondusifitas di asrama mahasiswa Papua, kami menerjuankan personel Barisan Serbaguna atau Banser," kata Ketua GP Ansor Surabaya Muhammad Faridz Afif di Surabaya, Jumat (23/8).
Menurut dia, bantuan pengamanan tersebut merupakan tindak lanjut instruksi dari Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta beberapa hari lalu.
Untuk itu, kata dia, Banser Surabaya disiapkan membantu pihak kepolisian melakukan pengamanan di sekitar Asrama Mahasiswa Papua mulai Rabu (21/8) hingga Jumat ini.
Hal itu menyusul adanya insiden pengepungan yang dilakukan pihak tertentu di asrama mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu sehingga bedampak pada kerusuhan yang meluas di Papua.
Sejauh ini, lanjut dia, puluhan personel Banser selain melakukan pengamanan juga membantu pengaturan lalu lintas dan lainnya berada di titik sekitar lokasi. Pengamanan sendiri dibagi dalam dua shift pagi dan sore dengan total lima personel tiap shift.
Afif mengatakan jika pada Jumat ini kondisi di sekitar Asrama Mahasiswa Papua kondusif, maka pengamanan akan dihentikan. "Ini hari terakhir, alhamdulillah sudah kondusif," ujarnya.
Afif mengatakan bahwa pihaknya sempat melakukan komunikasi dan silaturahmi langsung dengan penghuni Asrama Mahasiswa Papua. Dalam silaturahmi tersebut, Afif mengimbau agar mahasiswa tenang karena mereka tetap diterima di Surabaya.
"Mereka masih agak trauma dan tidak berani keluar. Kami sudah bilang ke mahasiswa agar tetap tenang dan mereka tetap diterima di Surabaya," katanya.