Kamis 22 Aug 2019 09:42 WIB

Polri Utamakan Pemulihan Papua Pascaricuh

Polri baru akan fokus menyelidiki provokator ricuh pascapemulihan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas kepolisian dan TNI melakukan pengamanan saat terjadi aksi protes di Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019).
Foto: Antara/Sevianto Pakiding
Petugas kepolisian dan TNI melakukan pengamanan saat terjadi aksi protes di Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri mengutamakan upaya pemulihan pascaricuh sejumlah kota di Papua dalam tiga hari terakhir. Setelah pemulihan, Polri baru akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait pihak-pihak yang memprovokasi kericuhan.

"Kita mengadakan upaya-upaya pengamanan dulu, kepolisian sebagai leading sektor adalah aspek keamanan peliharaan Kamtibmas," kata Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Mohammad Iqbal saat dikonfirmasi, Kamis.

Baca Juga

Iqbal menyampaikan, yang terpenting saat ini agar warga Papua merasa aman dalam melaksanakan kegiatan ibadah, pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Meski ada dugaan kelompok terorganisir yang memprovokasi aksi tersebut, Iqbal menyatakan, Polri, TNI dan Instansi terkait lainnya memilih memaksimalkan pemulihan.

"Tentang upaya-upaya lain dugaan-dugaan lain Di balik semua itu akan belakangan ditindaklanjuti, kita selamatkan dulu kita kedepankan recovery dari kerusuhan ini," ujar Jenderal bintang dua ini.

Sebelumnya, kepolisian menduga adanya kelompok tertentu yang memprovokasi kerusuhan di Fakfak, Rabu (21/8) pagi. Polri masih berusaha mengidentifikasi kelompok dalam pergerakan massa di Papua.

Kapolres Fakfak AKBP Deddy Four Millewa mengatakan aksi ini bukan sekadar aksi yang dilakukan oleh mahasiswa, maupun masyarakat saja. Ia menyebut aksi ini terorganisir.

"Ini campuran, jadi ada terorganisir kelompok-kelompok terorganisir berbau politis seperti OPM (Organisasi Papua Merdeka) dan organisasi bintang kejora dan lain - lain," kata dia saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (21/8).

Polisi menemui sejumlah atribut bendera bintang kejora, yang selama ini menjadi simbol perlawanan dan kemerdekaan Papua Barat. Polisi pun mengamankan atribut-atribut tersebut.

"Tadi yang yang dibawa ada berapa ya saya tidak bisa hitung tapi ada banyak juga tapi yang didirkan satu di kantor dewan adat sebagai simbol," ujar Deddy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement