Sabtu 10 Aug 2019 07:14 WIB

Arah Angin Kerap Berubah Persulit Pemadaman Ciremai

Pemadaman menggunakan helikopter dilakukan pagi hingga siang hari di Ciremai.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
Sebuah helikopter dari BNPB lepas landas dari lapangan milik warga untuk melakukan
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Sebuah helikopter dari BNPB lepas landas dari lapangan milik warga untuk melakukan "water bombing" di lereng Gunung Ciremai di Kuningan, Jawa Barat, Jumat (9/8)

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Helikopter water boombing mulai dikerahkan untuk memadamkan kebakaran yang melanda puncak Gunung Ciremai, Jumat (9/8). Meski demikian, pemadaman manual masih tetap dilakukan karena arah angin yang kerap berubah mempersulit helikopter memadamkan api.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, menjelaskan, Heli Water Boombing Bell 412SP sudah mendarat di Helipad Ardiyan Palutungan, Kabupaten Kuningan, pada Jumat (9/8) pukul 08.00 WIB. Helikopter itupun langsung melakukan cek rute Palutungan-Waduk Darma-puncak Ciremai pada pukul 13.00 WIB.

Baca Juga

"Heli sudah mencoba melakukan pengeboman air sebanyak satu kali," kata Agus, Jumat.

Menurut Agus, helikopter tersebut memiliki kapasitas 1.000 liter angkut air. Sedangkan sumber air untuk pengeboman air oleh heli tersebut berasal dari Waduk Darma.

Agus mengungkapkan, pemadaman dengan heli water boombing tersebut rencananya akan kembali dilanjutkan pada Sabtu (10/8) pukul 06.00 WIB-10.00 WIB. Meski demikian, pemadaman secara manual masih tetap dilaksanakan dengan mengerahkan ratusan personel.

Hingga petang ini, lanjut Agus, api masih menyala di beberapa titik. Tak hanya di area yang sudah terbakar, api juga membakar perbatasan antara habitat edelweis dan hutan alam, menyebar ke arah timur.

"Arah angin yang berubah-ubah menjadi salah satu kendala yang dihadapi petugas dan memicu meluasnya kebakaran," kata Agus.

Sementara itu, Kapten Agus Rustamadji sebagai pengendali helikopter tersebut, menjelaskan, skenario penerbangan akan dilakukan pada pagi hingga siang hari. Pihaknya tak ingin mengambil risiko memadamkan api di luar waktu tersebut karena kabut mulai melingkupi area puncak gunung.

"Kabut mempengaruhi jarak pandang dan bahaya turbulensi," ujar Agus Rustamadji.

Terpisah, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Kuswandono, mengungkapkan, seluruh jalur pendakian telah steril. Para pendaki dari empat jalur, yakni Apuy di Majalengka, serta Palutungan, Linggasana, dan Linggajati di Kuningan, telah berhasil dievakuasi dengan selamat.

"Meskipun helikopter telah diterjunkan, tapi semangat tenaga tim gabungan tak boleh kendor," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement