Jumat 09 Aug 2019 05:45 WIB

Jabar Jadi Provinsi Pertama Terapkan Teknologi Perikanan

Jabar masih 'mengimpor' berbagai kebutuhan dari daerah dan provinsi lain.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat kembali menggelar Festival Keanekaragaman Makanan 2019 dengan tema “Mengembangkan Diversifikasi Produk Olahan Pangan Berbasis Ikan” pada Kamis-Sabtu, 8 hingga 10 Agustus 2019 di Trans Studia Mall Jalan Gatot Soebroto Bandung yang dibuka oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Foto: Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat kembali menggelar Festival Keanekaragaman Makanan 2019 dengan tema “Mengembangkan Diversifikasi Produk Olahan Pangan Berbasis Ikan” pada Kamis-Sabtu, 8 hingga 10 Agustus 2019 di Trans Studia Mall Jalan Gatot Soebroto Bandung yang dibuka oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jawa Barat menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi di bidang perikanan. Penerapan teknologi tersebut sebagai perwujudan revolusi industri 4.0.

"Yang pertama (di Indonesia). Di mana yang lain masih berwacana 4.0, di Jabar sudah duluan sekitar 6 bulan lalu," ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai membuka acara Festival Keanekaragaman Makanan Olahan Berbasis Lokal, di Trans Studio Mall, Kota Bandung, Kamis (8/8).

Emil mengatakan, penggunaan teknologi terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan hasil panen sampai dua kali lipat dari sebelumnya. Emil mencontohkan, pertenakan lele ikan lele di Indramayu menjadi buktinya. "Jadi menabur pakan ikan sekarang mengunakan HP (handphone)," katanya.

Emil menjelaskan, sistem kerjanya adalah sistem pesan di HP sampai ke sensor di drum untuk melontarkan pakan, sehingga akurat. Akibatnya, panen naik dari dua kali menjadi empat kali dalam setahun. Dan pendapatan petani jadi jauh lebih baik.

Sehingga, kata dia, suatu hari bila 4.0 ini diterapkan dengan baik, maka orang desa bisa sejahtera seperti di kota. Karena, pendapatan petani tambak bisa menjadi dua kali lipat dengan teknologi.

"Aplikasi ini, bahkan diapresiasi oleh dunia. Jadin4.0 bisa bermanfaat. Kalau diterapkan dengan baik orang desa akan punya kesejahteraan," katanya.

Emil berharap, dengan tanah yang subur ke depan Jabar bisa swasembada pangan. Karena, saat ini Jabar masih mengimpor berbagai kebutuhan dari daerah dan provinsi lain.

Selain itu, dengan adanya Festival Keanekaragaman Makanan Olahan Berbasis Lokal ini, ia berharap, tingkat konsumsi ikan masyarakat Jabar meningkat. Selain itu, kata dia, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar tengah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan pangan berbahan baku ikan. Salah satunya menggagas Gerakan Gemar Makan Ikan. 

"Semoga ajang ini memacu ide juga kreativitas masyarakat. Dan saya harapkan masyarakat selalu gunakan produk lokal dalam mendukung perkembangan ekonomi Jawa Barat," kata Emil.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Mohamad Arifin, festival tersebut bertujuan untuk mendorong sekaligus mendukung pengembangan industri kecil dan menengah yang menggunakan bahan baku dari Jabar dalam usahanya.

"Tujuannya meningkatkan diversifikasi produk pangan dan olahan bahan baku lokal juga menumbuhkan kesadaran bahwa dengan membeli produk IKM berarti mendorong peningkatan perekonomian di Jabar," katanya.

Dalam festival yang diikuti oleh 300 orang dari 27 Kabupaten/Kota itu, Ketua Forikan (Forum Peningkatan Konsumsi Ikan) Jabar Atalia Praratya Kamil mengukuhkan Forikan Kabupaten/Kota. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement