REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Staf Khusus Menteri Bidang Peningkatan Pelayanan Kementerian Kesehatan Akmal Taher mengatakan pemerintah daerah setempat masih sanggup menangani kesehatan korban terkena gempa Banten. Untuk itu, pemerintah pusat belum memberikan bantuan.
"Kalau dari kesehatan sih, untuk saat ini pemerintah setempat, di lokal saja sudah bisa menanggulangi, jadi nggak sampai ke pusat," kata dia di sela - sela acara Asian Congress of Nutrition, di Westin, Nusa Dua, Ahad (4/8).
Ia juga menjelaskan untuk saat ini, belum ada prosesnya hingga ke Kementerian Kesehatan RI. Menurut dia, bantuan dan juga pemberian tindakan kesehatan sudah dapat ditanggulangi dari pemerintah setempat.
"Untuk tindakan kesehatannya, sudah tentu ada, tapi nggak sampai memerlukan bantuan dari pusat, sudah dari pemerintah bersama instansi terkait, di wilayah lokal disana yang menangani," katanya menjelaskan.
Ia juga mengatakan tindakan untuk melengkapi kebutuhan korban, dan pemberian tindakan kesehatan pascagempa yang melanda Banten juga telah dilakukan oleh pemerintah setempat bersama instansi terkait. Kendati demikian, Akmal Taher menjelaskan Kemenkes tetap bersiap siaga terkait dengan penerimaan laporan, baik bantuan berupa tindakan kesehatan dan bantuan lainnya, bagi para korban pasca gempa tersebut.
Sementara itu, Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita menyalurkan bantuan berupa dana pembangunan stimulan rehabilitasi rumah warga korban gempa tersebut. Gempa yang melanda Banten dengan kekuatan 6,9 magnitudo, menimbulkan korban jiwa. Mensos juga berjanji memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal, masing-masing mendapatkan Rp15 juta.
Tiga korban meninggal dunia tersebut berada di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Kecamatan Cigemblong dan Bayah Kabupaten Lebak. Adapun penyebab dari korban meninggal karena kelelahan setelah bertahan ke tempat lebih tinggi usai gempa terjadi dan karena sakit