Jumat 02 Aug 2019 20:52 WIB

PVMBG: Gempa tak Pengaruhi Gunung Anak Krakatau

Berdasarkan pantauan Pos Gunung Anak Krakatau di Pantai Carita tak ada kerusakan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Petugas mengamati data rekam seismograf pemantau aktivitas letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di POS Pemantauan Gunung Anak Karakatau (GAK) Pandeglang, Banten.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Petugas mengamati data rekam seismograf pemantau aktivitas letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di POS Pemantauan Gunung Anak Karakatau (GAK) Pandeglang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gempa bumi terjadi, pada Jumat (2/8) pukul 19.03 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 104.58 derajat BT dan 7.54 derajat LS, dengan magnitudo 7,4 pada kedalaman 10 kilometer (km), berjarak 137 km baratdaya Sumur, Banten.

Menurut Kabid Mitigasi Gempa dan Tsunami PVMBG Badan Geologi, Sri Hidayati, gempa bumi tersebut tak berpengaruh ke Anak Krakatau. "Tidak pengaruh (ke Gunung Anak Krakatau), ujar Sri kepada Republika.co.id, saat dihubungi,Jumat (2/8).

Baca Juga

Sri mengatakan, berdasarkan pantauan Pos PGA Gunung Anak Krakatau di Pasauran di sekitar Pantai Carita dilaporkan tidak ada kerusakan. Gempa bumi sendiri, terasa pada skala II-III MMI.  "Penduduk sekitar mengungsi ke arah bukitmenjauhi pantai," katanya.

Sebelumnya, menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi - Kementerian ESDM, Kasbani, berdasarkan informasi dari Unites States Geological Survey (USGS) mencatat gempa bumi pada koordinat 104.806 derajat BT dan 7.29 derajat LS dengan magnitudo 6.8 pada kedalaman 42.8 kilometer (km).

Kasbani menjelaskan, penyebab gempa bumi berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, terjadi karena aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. "Pusat gempa bumi berada di laut," ujar Kasbani kepada wartawan.

Kasbani mengatakan, wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi adalah wilayah pesisir selatan Banten, Jawa Barat dan Lampung yang pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur Kuarter. Batuan berumur Kuarter serta batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, belum kompak.

"Ini dapat bersifat memperkuat efek guncangan gempa bumi," katanya.

BMKG sendiri, kata dia, mengeluarkan peringatan tsunami untuk gempa bumi ini dengan status 'siaga' di Pandeglang Selatan dan pesisir selatan Lampung, 'waspada' di Pandeglang Utara, Lebak, pesisir Lampung bagian barat, dan pesisir Bengkulu.

Guncangan gempa bumi, kata dia terasa di Pandeglang dan Pesisir Selatan Lampung dengan intensitas III-IV MMI. Serta, intensitas II-III MMI di Jakarta, Bandung, Depok hingga Yogyakarta.

"Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi korban jiwa dan kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini," katanya.

PVMBG pun, kata dia, membuat beberapa rekomendasi. Pertama, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jadi, jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

"Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement