Kamis 11 Jul 2019 16:29 WIB

Beberapa SMPN di Tasikmalaya Masih Kekurangan Siswa

Wali kota Tasikmalaya meyakini kekurangan siswa SMP akan pengaruhi sertifikasi guru

Proses daftar ulang PPDB di SMPN 19 Kota Tasikmalaya, Kamis (11/7).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Proses daftar ulang PPDB di SMPN 19 Kota Tasikmalaya, Kamis (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Beberapa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Tasikmalaya masih kekurangan peserta didik baru hingga hari terakhir pendaftaran ulang, Kamis (11/7). Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, dari kuota sebesar 6.864 baru terpenuhi 5.147 peserta didik baru.

Sekolah yang masih kekurangan siswa baru di antaranya SMPN 7, SMPN 15, SMPN 11, SMPN 17, SMPN 18, dan SMPN 19. Berdasarkan pantauan Republika, di SMPN 19 Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya masih kekurangan sekitar 50 siswa. Dari sebesar 256 siswa baru yang dipersiapkan, baru ada 205 siswa yang mendaftar melalui sistem zonasi di SMP tersebut. 

Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat (Humas) SMPN 19 Kota Tasikmalaya Cucu Rustiko mengatakan, sekolahnya menargetkan delapan kelas baru. Namun melihat perkembangan yang ada, pihaknya hanya akan membuka tujuh kelas baru.

"Satu kelas maksimal ada 32 siswa," kata dia, Kamis (11/7).

Jumlah peserta didik baru di SMPN 19 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Cucu menyebutkan, pada tahun ajaran 2018-2019, SMPN 19 bisa menampung siswa baru hingga delapan kelas. Meski begitu, jumlah itu dinilai masih berkisar pada rata-rata peserta didik baru yang masuk ke SMPN 19.

Menurut dia, sedikitnya peminat ke SMPN 19 disebabkan banyaknya sekolah negeri di Kecamatan Indihiang. Setidaknya, termasuk sekolahnya, terdapat tiga SMPN di Kecamatan Indihiang.

Selain itu, lokasi SMPN yang menjorok ke dalam gang juga membuat orang tua siswa tak terlalu tertarik. Apalagi, tepat di sebelah SMPN 19 terdapat SMPN 18 yang lokasinya persis di pinggir jalan.

Ia tak tahu apakah pihaknya masih diperbolehkan memerima siswa tambahan jika pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) sudah ditutup. Namun, dalam waktu dekat para kepala sekolah dari SMPN di Kota Tasikmlaya akan segera melakukan rapat bersama Dinas Pendidikan untuk menyikapi permasalahan kekurangan siswa. 

Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Dadang Yudhistira mengatakan, jumlah lulusan sekolah dasar (SD) tahun ajaran 2018-2019 memang tak sebanding dengan jumlah SMP yang ada di Kota Tasikmalaya. Ia menyebutkan, kuota peserta didik baru dari 21 SMPN dan 52 SMP swasta berjumlah sekitar 16 ribu siswa. Sementara jumlah lulusan SD hanya ada sekitar 12 ribu siswa.

Karena itu, lanjut dia, kekosongan pada beberapa SMPN di Kota Tasikmalaya dianggap sebagai sebuah kewajaran. Dinas Pendidikan tak akan membuka PPDB tambahan untuk mengisi kuota yang masih kosong. Namun, pihak sekolah masih diperbolehkan untuk membuka pendaftaran secara manual selama masih ada kuota kosong.

"Cuma kan kasihan juga swasta. Yang paling penting kan anak jangan sampai tidak sekolah. Jadi ketika anak di beberapa sekolah tidak diterima di negeri berdasarkan zonasi kemarin, kita imbau nereka melanjutkan ke sekolah terdekat, baik swasta atau MTS," kata dia.

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, kekosongan pada SMPN itu harus segera diisi. Pasalnya, kekosongan itu akan berpengaruh kepada sertifikasi bagi para guru.

"Guru kan harus memenuhi kewajiban jam mengajar. Kalau guru kurang jam mengajar kan tidak dapat serrifikasi. Kompleks ini masalahnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement