Sabtu 15 Jun 2019 14:34 WIB

Abdullah Hehamahua Ke Jalan: Selasa Saya Unjuk Rasa di MK!

Pada sidang sengketa Pilpres Nama Abdullah Hehamahua malah trending di mana-mana.

Abdullah Hehamahua saat berunjuk rasa di depan Gedung MK (17/6)
Foto: istimewa
Abdullah Hehamahua saat berunjuk rasa di depan Gedung MK (17/6)

Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika

‘’Ya kami akan datang besok Selasa depan ke Mahkamah Konstitusi. Ya akan berunjuk rasa lagi!’’ Kalau pernyataan itu dinyatakan oleh anak muda atau aktivis mahasiwa yang spesialis aktif berdemontrasi dalam isu apa saja, sungguh tak mengherankan. Namun ini menjadi lain, ketika pernyataan ini dikatakan orang tua yang sepuh sudah ubanan dan  berusia lanjut, 70 tahun, itu sesuatu yang luar biasa. Dan orang itu adalah Abdullah Hehamahua.

Badannya ceking biasa. Dulu di tahun 1970-an pernah berkuliah di Universitas Hasanudin (Unhas), Makasar. Sejak muda dia memang aktif berorganisasi. Dan saking aktifnya semenjak muda dia sempat mencicipi rangsum makanan dan tidur di tahanan akibat aktif dalam unjuk rasa menyoal ketidakadilan.

‘’Saya tahun 1974-an ditahan di Makassar karena imbas kasus Malari yang ada di Jakarta. Kalau di Jakarta ada Hariman Siregar cs di tahan atas kasus itu, di Makassar saya adalah yang ditahan salah satunya. Untuk aksi unjuk rasa besok Selasa di Mahkamah Konstitusi surat pemberitahuannya sedang diurus 'anak-anak' ke polisi,’’ kata Abdullah Hehamahua yang dikalangan yuniornya dipanggil akrab dengan sebutan sederhana ‘Bang Dullah’.Perbincangan dengannya dilakukan siang ini, Sabtu (15/5), di Jakarta.

Mungkin banyak orang tak tahu, bila sosok dan simbol hidup’ ‘mantan penasihat Komisi Pemberantas Korupsi bolak-balik berurusan penjara dan unjuk rasa. Pada masa 1980-an di malah hidup di ‘pembuangan’ karena melawan rezim Orde Baru dengan menumpang di negeri jiran Malaysia dalam waktu cukup lama. Baru setelah masa akhri Orde Baru dia bisa pulang karena rezim mulai longgar kepada aktivis Islam seperti Bang Dullah ini.

Bang Dullah mengatakan, kali ini keikutsertaan dalam unjuk rasa pun sama dengan perasaanya di masa muda dahulu itu. Dia mengaku terketuk hatinya melihat kondisi bangsa dalam bahaya. Dullah ingin bangsa ini jujur, negara jujur, lembaganya pun jujur serta menjunjung keadilan.

‘’Saya resah saja, melihat keadaan sekarang. Kalau yang muda sudah tak mau berunjuk rasa biarlah yang tua seperti saya yang datang. Saya ingin mengenang panasnya jalanan dan makan nasi bungkus dengan melakkan aksi unjuk rasa di halamanan Mahkamah Konstitusi. Kami berharap dan berdoa lembaga ini adil dan hakimnya pun jujur serta ikhlas pada nurani,’’ tegasnya lagi.

photo
Surat Tanda Pemberitahuan kepada Abdullah Hehamahua dari pihak kepolisian untuk Adullah Hehamahua.

Dan memang, bagi para aktvis politik kehadiran Bang Dullah di depan Gedung Mahkamah Konstitusi pada sidang sengketa Pilpres 2019, kemarin (Jumat 14/6), sangat mengagetkan. Para aktvis pun geleng-geleng kepala. Apalagi mereka tahu betul Bang Dullah tak lagi muda dan membuat mereka trenyuh ketika Bang Dullah berdiri berpidato di depan massa yang ada di MK.

Seorang aktivis kondang yang tak mau disebut namanya menceritakan Bang Dullah bersikap luar biasa dalam mentaati aksi tersebut. Dari pihak kepolisian ada ketentuan bahhwa aksi bisa berlangsung dari pukul 08.00 - 16.00, Bang Dullah sudah berada di depan gedung MK satu jam sebelumnya, yakni pada pukul 07.00 pagi.

''Saya terkejut saat dia mengaku sendirian di sana semenjak pagi-lagi benar. Saat itu belum ada orang. Padahal para pengunjuk rasa mulai berangsur berdatangan sekitar pukul 10.00 WIB. Di situ saya salut dan hormat kepadanya bahwa beliau memang tokoh dan teladan taat aturan,'' kata aktivis ini yang mengaku baru datang ke depan MK pukul 10.00 WIB.

Selain itu, katanya, Bang Dullah juga mengurus pemberitahuan untuk melakukan unjuk rasa di MK itu secara langsung. Dia tak mau diwakilkan. Dan Bang Dullah menunggu proses keluarnya pemberitahuan itu dengan sabar menunggu.

''Lagi-lagi di situ saya salut. Sebab, kebanyakan para senior bila ingin melakukan unjuk itu lazimnya memakai orang lain. Bang Dullah beda dia mengurus langsung sampai ke luarnya surat pemberitahuan kepolisian itu,'' ujarnya lagi.

Dan benar saja, ketika tahu bang Dullah turun gung ikut berunjuk rasa, para jurnalis naik cetak, elektronik, hingga pewarta dadakan media sosial merubungnya untuk meminta komentar.

''Waduh saya dikejar wartawan lagi. Tak hanya dari dalam bahkan saya dicegat wartawan untuk berkomentar dari televisi luar negeri. Ada apa ini?,'' kata Bang Dullah. 

Alhasi, memang sepanjang Jumat kemarin nama Bang Dullah menjadi trending baik di media main stream hingga media sosial. Mulai pukul 11.00 siang nama Bang Dullah melambung di mana-mana. Perdebatan soal pilpres bagi banyak orang menjadi hal hambar serta tak menarik.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement