Jumat 14 Jun 2019 23:54 WIB

Kemacetan di Jalur Lembang Tekan Pendapatan Sopir Angkot

Supir angkutan kota mengaku pendapatan turun akibat macet jalur Lembang

Kemacetan lalu lintas di Jalan Seskoau, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (7/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kemacetan lalu lintas di Jalan Seskoau, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (7/6).

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG- Sopir angkutan kota (angkot) trayek Lembang-Cisarua, Bandung Barat mengeluhkan kondisi jalur wisata Lembang pada hari libur atau akhir pekan yang sering macet. Akibatnya, pendapatan harian mereka mengalami penurunan drastis sebab penumpang yang naik angkot semakin menurun.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Organisasi Persatuan Pengemudi Cisarua Lembang (PPLC), Denden Susanto, Jumat (14/6). Menurutnya, tiap macet pada hari libur atau akhir pekan di jalur Lembang membuat kendaraan lama bergerak karena macet.

"Kita bawa angkot 1-2 rit, dengan pendapatan Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu sehari," ujarnya, Jumat (14/6). Menurutnya, dari total 71 unit angkot yang tergabung di organisasi hanya 50 unit yang aktif beroperasi di hari libur dan macet.

Para sopir memaksakan beroperasi, sebab ia mengungkapkan terdesak kebutuhan sehari-hari. Sebab, pekerjaan membawa angkot merupakan usaha sehari-hari para sopir. Namun, tiap libur hanya sedikit penumpang yang naik angkot sebab adanya macet.

Selama ini, Denden mengatakan penumpang utama yang biasa menggunakan angkot yaitu ibu rumah tangga dan anak sekolah. Kemudahan masyarakat mengajukan kredit motor turut menambah kendala para sopir angkot meraih penumpang.

Tidak hanya itu, saat macet di hari libur dan akhir pekan turut menambah pengeluaran biaya. Sebab, para sopir harus menambah biaya bahan bakar kendaraan.

Dirinya berharap agar permasalahan kemacetan di jalur wisata Lembang bisa teratasi. Kehadiran objek wisata di jalur Lembang diharapkan turut mendongkrak pendapatan para sopir angkot Lembang-Cisarua.

Denden mengusulkan agar pemerintah membangun terminal bus. Kemudian bus-bus parkir di terminal tersebut sedangkan wisatawan menuju lokasi wisata dengan memakai angkot.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Barat, Ade Komarudin mengakui jika jalur Lembang dan Padalarang merupakan wilayah yang rawan macet saat hari libur dan akhir pekan. Tidak hanya itu, jalur alternatif menuju Lembang via Punclut dan Dago Giri juga ikut macet akibat penuh kendaraan.

"Kita sudah pasang rambu-rambu. Pihak kepolisian juga sudaj memberlakukan sistem one way saat macet. Tapi disana begitu banyak kendaraan dan diluar batas," katanya.

Dirinya mengungkapkan akan segera mengumpulkan jajarannya untuk membahas permasalahan yang dialami oleh para sopir. Ia pun berharap semua pihak bisa terlibat dalam semua permasalahan kemacetan untuk dicarikan solusinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement