Kamis 13 Jun 2019 17:23 WIB

Pembukaan Pendakian Rinjani Diharap Pulihkan Ekonomi Warga

Jalur pendakian Gunung Rinjani dibuka mulai Jumat (14/6).

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang tukang ojek melintas di padang savana jalur pendakian Gunung Rinjani, Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Jumat (22/9). Rinjani merupakan salah satu potensi wisata yang menjadi sumber pendapatan daerah Lombok Timur.
Foto: ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI
Seorang tukang ojek melintas di padang savana jalur pendakian Gunung Rinjani, Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Jumat (22/9). Rinjani merupakan salah satu potensi wisata yang menjadi sumber pendapatan daerah Lombok Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jalur Pendakian Gunung Rinjani akan kembali dibuka pada Jumat (14/6) besok. Sebelumnya, jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup sebagai dampak akibat gempa yang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun lalu.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono mengatakan, pembukaan kembali jalur pendakian Gunung Rinjani diputuskan berdasarkan hasil rapat bersama dengan pemerintah daerah hingga para pelaku wisata. Sebelumnya, tim gabungan juga telah melakukan lebih dari lima kali survei lapangan untuk mengecek kondisi jalur pendakian.

Baca Juga

"Semoga dengan dibuka kembali, aktivitas perekonomian masyarakat bisa kembali pulih," ujar Sudiyono kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Kamis (13/6).

Sudiyono mengungkapkan, jalur pendakian akan menggunakan beberapa jalur lama yang dianggap aman untuk dilewati serta sejumlah jalur baru. Balai TNGR juga menerapkan kuota terbatas.

Untuk jalur pendakian dari pintu Sembalun dan Senaru, Balai TNGR memberikan kuota sebanyak masing-masing 150 pendaki setiap hari. Sementara untuk jalur pendakian yang melalui pintu Aik Berik dan Timbanuh, pengelola memberikan kuota masing-masing 100 pendaki setiap hari.

"Pengunjung yang ingin melakukan pendakian bisa mendaftar lewat aplikasi e-rinjani yang bisa diakses dengan mengunduh aplikasi di Playstore," kata Sudiyono.

Sebagai tahap awal, pendaki belum bisa menuju puncak dan Segara Anak. Hal ini tak lepas dari pertimbangkan keamanan dan  kenyamanan.

Balai TNGR, menurut Sudiyono, juga akan memeriksa barang bawaan setiap pendaki, baik saat hendak mendaki maupun setelah turun dari pendakian. Kebijakan ini diterapkan guna menekan persoalan sampah yang ada di Gunung Rinjani.

Sebagai langkah mitigasi bencanan, Balai TNGR bersama para pemandu wisata akan memberikan sosialisasi kepada pendaki untuk terkait apa yang harus dilakukan saat terjadi kondisi darurat.

"Kami sudah memasang rambu-rambu agar tidak tersesat dan ada tanda di ujung pendakian. Artinya pendaki tidak boleh melebihi garis batas itu, kami berharap semuanya bisa mematuhi dan tidak melewati dari yang sudah ditetapkan," ucap Sudiyono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement