Menurut Nurma, sekitar Kamis malam pukul 21.45, seseorang mendatangi rumah korban untuk meminta data Harun. Ayah Harun, Didin Wahyudin, kata Nurma, sempat ragu bahwa korban adalah Harun.
Akan tetapi, saat dilakukan pencocokan data ternyata anak itu seperti ciri-ciri yang dimiliki Harun. "Anak itu, memang tidak membawa identitas apa pun saat keluar. Apalagi, tidak pamit," ujarnya.
Berdasarkan sepengetahuannya, Harun sempat dilarikan ke RS Dharmais, Palmerah, Jakarta Barat, sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Pihak keluarga sempat merahasiakan kejadian tersebut kepada ibu Harun. "Ibu dan kakak Harun kita bohongin agar tidak sedih. Karena, dia sudah tidak pulang dari Rabu. Ayahnya terus mencari," katanya.
Hujan tangis akhirnya pecah saat kedatangan jasad Harun. Selain kedua orang tuanya, kakak Harun, Anisa, yang paling terpukul. Nurma mengatakan, Anisa terus-menerus mengatakan “itu adik disakiti .…”
Belakangan, sebuah video penganiayaan oleh beberapa aparat Brimob viral. Penganiayaan itu diduga dilakukan di dekat Masjid Al Huda, Jalan Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Akun medsos Mustofa Nahrawardaya, koordinator Relawan IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, sempat menuliskan bahwa yang dipukuli itu adalah Harun. Mustofa kemudian ditangkap polisi terkait cicitan itu, kemarin.
Republika mencoba menelusuri area sekitar Masjid Al Huda terkait video itu, kemarin. Di sana, ada sejumlah kecocokan tempat seperti yang berada dalam video.
Salah satunya adalah tembok berwarna biru yang berada di belakang masjid. Selain itu, lahan kosong di kanan Masjid Al Huda sebagian besar telah disemen serta ditumbuhi tanaman liar seperti yang berada dalam video.