Senin 27 May 2019 00:04 WIB

Ustaz di Cianjur Diamankan Densus 88 Terkait Aksi 22 Mei

Ustaz Umar diamankan pada Jumat (24/5) sekitar pukul 06.00 WIB.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andri Saubani
Aksi 22 Mei. Sejumlah massa membakar ban di tengah jalan Kemanggisan Utama, Slipi Jaya, Jakarta, Kamis (23/5).
Foto: Fakhri Hermansyah
Aksi 22 Mei. Sejumlah massa membakar ban di tengah jalan Kemanggisan Utama, Slipi Jaya, Jakarta, Kamis (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) at-Taqwa di Jalan Ali Nur, Kelurahan Cikidang, Kabupaten Cianjur, Ustaz Umar Burhanudin Barat, dikabarkan diamankan Densus 88, Jumat (24/5) malam. Penangkapan pimpinan ponpes tersebut diduga terkait dua orang santri yang diamankan karena dinilai terlibat dalam aksi 22 Mei 2019 lalu di Jakarta.

Sekretaris Ponpes at-Taqwa Sobihin kepada wartawan mengatakan, Ustaz Umar diamankan pada Jumat, sekitar pukul 06.00 WIB di sekitar kawasan ponpes. "Ustaz diamankan oleh anggota kepolisian dari densus," ujar dia kepada wartawan, Ahad (26/5).

Informasi yang diperolehnya, kata Sobihin, Umar diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Hal ini merupakan pengembangan dari diamankannya dua orang santri at-Taqwa di dalam mobil ambulans di Petamburan, Jakarta.

Kedua santri at-Taqwa itu diamankan oleh pihak kepolisian karena ditemukan adanya amplop milik Ustaz Umar. Namun, Sobihin membantah uang itu berkaitan dengan aksi 22 Mei.

Sebabnya, kata Sobihin, uang tersebut untuk para santri yang menjadi imam shalat Tarawih dan terbawa ke Jakarta oleh kedua santri tersebut. Intinya, uang itu bukan untuk membiayai ataupun untuk membayar massa aksi.

Sebelumnya, dua orang santri asal Cianjur diamankan bersama ratusan orang saat aksi 22 Mei. Mereka awalnya dikaitkan dengan Gerakan Reformis Islam (Garis).

Hal ini akhirnya dibantah Ketua Umum Garis Chep Hernawan. Dalam keterangannya, Chep Hernawan membantah dua orang yang diamankan kepolisian dalam aksi 22 Mei di Jakarta merupakan anggotanya. Selain itu, Chep menolak jika Garis terus dikaitkan dengan ISIS.

Namun, Chep mengakui, Garis mengirimkan dua unit ambulans beserta beberapa orang sebagai tim medis. Di antara tim medis yang berangkat, ada dua orang santri Ponpes at-Takwa.

Chep menuturkan, dalam satu mobil itu ada empat orang tim medis. Pada saat kejadian, banyak yang terluka dan ditangani tim medis. Di sisi lain, ada dua orang santri yang diamankan polisi pada aksi 22 Mei itu. Keduanya dipastikan bukan anggota Garis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement